Kali ini, ada anggapan bahwa jika Messi benar-benar meninggalkan Barcelona, hal itu dinilai sebagai pengkhianatan terbesar dalam sejarah sepak bola.
Selain soal Messi, dari lapangan hijau, ada pula soal pernyataan penyesalan dari mantan petinggi AC Milan, Adriano Galliani.
Galliani mengungkap dua hal yang disesali saat menjabat sebagai CEO AC Milan.
Dari arena MotoGP, komentar pebalap Jack Miller terhadap Maverick Vinales pun turut mencuri perhatian pembaca.
Berikut ini adalah beberapa artikel populer yang masuk dalam daftar terpopuler pada desk Bola.Kompas.com, Rabu (2/9/2020):
1. "Lionel Messi Pengkhianat Terbesar dalam Sejarah Sepak Bola"
Langkah Lionel Messi pergi meninggalkan Barcelona dianggap sebagai pengkhianatan terbesar dalam sejarah sepak bola.
Lionel Messi berada di ambang pintu keluar Barcelona. Dia siap pergi dari klub yang telah dibelanya selama 20 tahun itu.
Setelah mempersembahkan 33 gelar juara bergengsi, La Pulga berniat untuk mencari "tantangan" bersama klub lain pada musim panas ini.
Langkah Messi meninggalkan klub yang telah membesarkan namanya pun direspons oleh jurnalis ternama Spanyol, Edu Aguire.
Aguire menilai, Messi tak seharusnya hengkang saat Barcelona dalam keadaan terpuruk.
Baca selengkapnya: Lionel Messi Pengkhianat Terbesar dalam Sejarah Sepak Bola
2. Adriano Galliani Ungkap "Dosa" Terbesarnya di AC Milan
Adriano Galliani mengungkapkan dua penyesalan terbesarnya selama menjabat sebagai CEO AC Milan.
Adriano Galliani menjadi dalang di balik transfer brilian AC Milan. Dia menjabat sebagai CEO AC Milan sejak 1986 hingga 2017.
Dalam rentang waktu tersebut, Galliani sudah banyak menghadirkan pemain-pemain kelas kakap untuk AC Milan.
Sebut saja Andriy Shevcheko, Alessandro Nesta, Filippo Inzaghi,Manuel Rui Costa, hingga Ricardo Kaka.
Galliani pun mengakui dirinya pernah melakukan "kesalahan" dalam jual beli pemain di bursa transfer.
Baca selengkapnya: Adriano Galliani Ungkap Dosa Terbesarnya di AC Milan
3. Jack Miller: Maverick Vinales adalah Seekor Ular atau Jantungnya Tidak Bekerja!
Pebalap Ducati, Jack Miller, tak habis pikir dengan detak jantung Maverick Vinales yang tetap lambat selama menjalani balapan MotoGP Styria 2020.
Sejak 2019, MotoGP mulai menggunakan teknologi pengukur detak jantung pebalap selama melaju di lintasan.
Anehnya, detak jantung Maverick Vinales selalu terpantau lebih rendah daripada pebalap lain.
Pada keadaan santai, detak jantung pebalap Spanyol itu hanya sekitar 40 bpm (detak per menit).
Kenyataan yang lebih mengejutkan adalah detak jantung Vinales ternyata hanya mencapai 110-125 bpm meski sedang dalam tekanan mental dan fisik saat mengendari motor M1 dengan kecepatan tinggi.
Baca selengkapnya: Jack Miller: Maverick Vinales adalah Seekor Ular atau Jantungnya Tidak Bekerja!
https://bola.kompas.com/read/2020/09/03/07400078/-populer-bola-messi-dan-pengkhianatan-penyesalan-galliani-di-milan