Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Shin Tae-yong Dibutuhkan untuk Revolusi Mental Pemain

SURABAYA, KOMPAS.com - Presiden PS Hizbul Wathan, klub dari Liga 2, Dhimam Abror Djuraid, mencoba melihat perseteruan pelatih timnas Shin Tae-yong dan PSSI dari sisi yang berbeda.

Dia meyakini ada alasan tersendiri mengapa pelatih asal Korea Selatan tersebut sampai mengumbar masalah internal ke publik.

"Ini bukan persoalan sepele. Seorang pelatih profesional seperti Shin Tae-yong pasti punya pertimbangan matang sebelum memutuskan berbicara kepada media.

"Ia memendam persoalan itu cukup lama sebelum memutuskan untuk mengungkapkannya kepada media," kata Dhimam Abror Djuraid dalam rilis resminya yang diterima Bola Kompas.com, Selasa (23/6/2020).

Dia melihat ada kekecewaan yang dialami Shin Tae-yong karena keputusan-keputusan sepihak PSSI tanpa konsultasi lebih dahulu.

Dhimam Abror Djuraid juga menyinggung masalah pembentukan Satuan Tugas (Satgas) PSSI yang dirasa bukan sebuah keputusan yang bijak untuk menghadapi masalah ini.

"Pembentukan Satgas Timnas oleh PSSI menambah runyam situasi. Sebagai pelatih profesional, Shin Tae-yong pantas gerah oleh keputusan ini. Sebagai pelatih profesional, Shin Tae-yong pasti tidak mau otoritasnya dicampuri oleh pihak lain yang tidak jelas kompetensinya," tuturnya.

Terlepas dari kontroversinya, pria 56 tahun tersebut mengakui bahwa Shin Tae-yong adalah pelatih berkelas.

Bukan tidak mungkin mantan pelatih timnas Korea Selatan tersebut adalah "tiket emas" yang membawa persepakbolaan Indonesia lebih baik lagi.

"Kita pernah punya pelatih berkelas seperti Luis Milla dan sekarang kita punya Shin Tae-yong yang punya prestasi cemerlang," ujarnya.

"Kita butuh Shin Tae-yong melakukan gebrakan baru untuk merevolusi mental pemain dan pengurus PSSI sebagaimana Shin Tae-yong menyaksikan Guus Hiddink melakukannya terhadap sepak bola Korea Selatan," katanya.

https://bola.kompas.com/read/2020/06/24/07400088/shin-tae-yong-dibutuhkan-untuk-revolusi-mental-pemain

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke