Meski Klubnya di Jurang Degradasi, Pelatih Dusseldorf Bangga pada Liga Jerman

DUSSELDORF, KOMPAS.com - Meski sementara klubnya di jurang degradasi, pelatih Fortuna Dusseldorf Lutz Pfannenstiel bangga pada Liga Jerman.

Pada klasemen sementara pekan ke-29, Dusseldorf ada di posisi 16 dari 18 klub Liga Jerman kasta teratas.

Klub itu mengantongi 27 poin dari capaian 6 kali menang, 9 seri, dan 14 kali kalah.

Satu setrip di bawah Dusseldorf adalah Werder Bremen yang sementara ini mengoleksi 25 poin dari 6 kali menang, 7 kali seri, dan 16 kali kalah.

Posisi nomor buncit diduduki Paderborn dengan 4 kali menang, 7 kali seri, dan 18 kali kalah dengan nilai 19.

"Saya tetap bangga dengan Liga Jerman," kata Pfannenstiel.

Menurutnya, di tengah pandemi corona saat ini, Liga Jerman adalah pionir sepak bola dunia.

Pasalnya, di antara liga-liga Eropa, Liga Jerman paling dulu membuka kembali kompetisinya pasca-penundaan sejak Maret 2020.

Liga Jerman, dengan protokol ketat pencegahan virus corona, mulai kembali pada 16 Mei 2020.

Hingga kini, Liga Jerman menjalankan protokol laga di stadion tanpa disaksikan penonton langsung.

Pfannenstiel, mantan pelatih kiper timnas Kuba itu mengakui bahwa klubnya adalah klub dengan infrastruktur dan anggaran minim.

Karena kondisi itu, ia mengaku melihat sisi positif.

"Kami lebih menjadi terorganisasi dan bertanggung jawab satu sama lain di dalam klub," ujarnya.

Dengan kondisi itu, lanjut Pfannenstiel, dia lebih mudah mengorganisasikan latihan sesuai protokol pencegahan penyebaran corona.

"Kami bisa dengan lebih mudah melatih pemain dalam kelompok terbatas," kata pria kelahiran 12 Mei 1973 ini.

Lantaran fokus pada latihan sesuai protokol, Dusseldorf sepanjang kelanjutan liga bisa mengoleksi tambahan lima angka.

Andalan Dusseldorf, Christian Seifert bisa membawa timnya memenuhi kemauan pelatih untuk membawa hasil lebih baik.

Catatan terkini menunjukkan Jerman mencatatkan 182.000 kasus positif corona dengan 163.000 di antaranya sembuh.

Korban meninggal mencapai 8.570 orang.

Rata-rata, setiap hari mengetes 818.000 orang apakah terinfeksi corona atau tidak.