Robby Darwis Optimistis Kompetisi Musim 2020 akan Berlanjut

BANDUNG, KOMPAS.com - Pelatih PSKC Cimahi dan legenda Persib Bandung, Robby Darwis, optimistis kompetisi musim 2020 akan berlanjut.

Saat ini, seluruh kegiatan kompetisi sepak bola Indonesia ditangguhkan karena wabah virus corona.

Robby mengatakan, dalam situasi ini, memang tidak banyak yang bisa dilakukan selain mengikuti kebijakan otoritas tertinggi sepak bola Indonesia.

Menurut dia, langkah PSSI untuk menunda kompetisi di tengah wabah virus corona sudah tepat.

Di Liga 2 2020, PSKC baru memainkan satu pertandingan menghadapi Badak Lampung FC pada 15 Maret 2020.

Pada laga yang berlangsung di Stadion Sumpah Pemuda, Lampung, itu PSKC kalah dua gol tanpa balas dari Badak Lampung.

"Memang berat, tapi mau bagaimana lagi. Kondisinya seperti itu. Kami tidak bisa menolak. Ikutin aja keputusan PSSI," kata Robby.

Robby yang juga merupakan mantan pemain dan pelatih Persib Bandung, berharap wabah virus corona di Indonesia mereda.

Ia berharap kompetisi bisa kembali bergulir. Menurut Robby, itu adalah harapan dari publik sepak bola Indonesia.

"Kalau bisa bergulir lagi, ya kenapa tidak. Karena itu yang kami harapkan. Semua pasti ingin kompetisi bergulir lagi. Asal virus corona sudah tidak ada dan dinyatakan aman buat semua orang," tegas Robby.

Sesuai dengan Surat Keputusan PSSI pada 27 Maret 2020, Liga Indonesia sendiri ditangguhkan hingga 29 Mei.

Bila hingga tenggat waktu tersebut virus corona di Indonesia mereda, maka kompetisi akan kembali berlanjut pada awal Juli mendatang.

Akan tetapi, bila wabah tak kunjung reda, kompetisi musim 2020 akan dibatalkan.

Terkait hal tersebut, Robby optimistis kompetisi bisa dilanjutkan.

Dia juga yakin, kompetisi Liga 2 bisa berakhir tepat waktu pada Desember 2020 meski risikonya akan dilakukan pemadatan jadwal.

"Semua pasti menunggu momen ini (kompetisi dilanjutkan). Juli masih cukup waktunya kalau harus selesai Desember. Jika ada konsekuensi, paling jadwal dipadatkan," tutur Robby.

"Tidak masalah. Kami harus siap. Ini memang situasional. Tidak ideal, 8 atau 10 hari sepertinya tidak masalah main dua kali. Hal terpenting kompetisi berjalan dan selesai tepat waktu," tegas dia.