KOMPAS.com - Manajemen Arema FC mengaku pasrah jika harus kembali didenda oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Arema FC terancam mendapatkan hukuman denda lagi setelah oknum suporter mereka kedapatan melempar flare pada laga kontra Bali United dalam pekan ke-33 Liga 1 2019.
Laga Arema FC vs Bali United itu digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin (16/12/2019).
Insiden pelemparan flare itu bahkan menyebabkan pertandingan terpaksa dihentikan sementara oleh wasit pada menit ke-82.
Dilansir dari Tribun Bali, flare yang dilempar mengarah bek Bali United, Anan Lestaluhu. Beruntung, Anan Lestaluhu tidak terkena flare tersebut.
Kejadian seperti ini bukan kali pertama dilakukan oknum Aremania.
Oleh sebab itu, Arema FC diprediksi akan mendapatkan sanksi denda lebih besar.
Terkait hal tersebut, manajemen Arema FC mengaku kecewa dengan tindakan oknum suporter yang tidak bertanggung jawab.
Namun, manajemen juga sudah siap untuk membayar denda karena insiden tersebut.
"Kami menerima, pasti untuk flare akan ada denda," ucap Media Officer Arema FC, Sudarmaji, dikutip Tribunnews.
"Dalam hati kecil kami pasti kecewa, tetapi ini sudah terjadi, ya harus terima konsekuensinya," katanya melanjutkan.
Sudarmaji menjelaskan bahwa pihaknya memahami pelemparan flare itu sebagai bentuk kekecewaan fans terhadap performa buruk Arema FC.
"Mereka melakukan itu dan sangat merugikan manajemen, tetapi kami tidak mungkin saling menyalahkan," tutur Sudarmaji.
"Harus sama-sama introspeksi, karena ini keluarga besar Arema."
"Saya yakin Aremania, pemain, pelatih, sampai manajemen pasti ingin hal negatif tidak terjadi. Ingin prestasi bagus, tidak jeblok," ujarnya.
Sejauh ini, Arema FC sudah menghabiskan uang sebesar Rp 820 juta untuk denda yang dijatuhkan Komdis PSSI.
Sebagian besar denda itu berasal dari tindakan tidak terpuji oknum pendukung mereka.
https://bola.kompas.com/read/2019/12/20/08410068/sudah-habiskan-rp-820-juta-arema-fc-mengaku-pasrah-andai-didenda-lagi