Lebih lanjut, dirinya bahkan mengatakan timnya tidak memiliki pemikiran untuk memanfaatkan Stadion Badak Lampung FC sebagai markas tetap mereka.
Sebelumnya, di media sosial ramai pembicaraan terkait merger Bhayangkara FC dengan Perseru Badak Lampung.
Kabar kedua klub tersebut akan bergabung beredar usai Badak Lampung FC terdegradasi dari Liga 1.
Rumor tersebut menyebutkan jika manuver merger tersebut guna memenuhi antusiasme warga Lampung yang memadati Stadion Sumpah Pemuda.
Entah berasal dari mana isu tersebut sehingga sangat mengganggu konsentrasi Bhayangkara FC.
Namun bagi beberapa pengamat sepak bola, hal tersebut hanya akal-akalan agar Perseru tetap bertahan di Liga 1.
Hal tersebut diduga demi upaya menguntungkan Badak Lampung FC dari sisi komersial.
Sumardji menepis kabar tersebut dan menyatakan informasi yang beredar merupakan hoax.
"Isu kami bermerger dengan Perseru Badak Lampung itu adalah tidak benar," kata Sumardji saat dihubungi awak media.
Pernyataan itu menegaskan bahwa Bhayangkara FC akan tetap ber-homebase di Jakarta.
Terlebih, The Guardian sudah memiliki kandang sendiri, yakni Stadion PTIK yang terletak di kawasan Melawai, Jakarta Selatan.
Stadion PTIK yang menampung maksimal 2.500 penonton memang selalu penuh bila Bhayangkara FC bermain kandang.
Tak bisa dimungkiri memang Bhayangkara FC sempat berpindah-pindah home base.
Sebelum bermarkas di Jakarta, juara Liga 1 2017 itu sempat berkandang di Surabaya dan Sidoarjo.
Sementara Perseru Badak Lampung sudah dipastikan terdegradasi ke Liga 2 2020.
Tim asuhan Milan Petrovic itu sebelumnya juga bermerger dengan Perseru Serui untuk tampil di Liga 1 2019. (Mochamad Hary Prasetya)
https://bola.kompas.com/read/2019/12/16/15000098/sumardji-bantah-bhayangkara-fc-lakukan-merger-dengan-badak-lampung-fc