Ya, Sarri masih mencoba memakai gaya "Sarriball" yang pernah diusungnya saat membesut Napoli medio 2015-2018.
Gaya Sarriball ini memainkan sepak bola menyerang dengan pergerakan bola yang cepat dari kaki ke kaki.
Saat itu strateginya cukup sukses. Meski belum melahirkan trofi juara, setidaknya Napoli menjadi pesaing kuat Juventus.
Namun, taktik itu seperti tidak berjalan sempurna di Juventus.
Perlu penyesuaian dari pemain-pemain macam Paulo Dybala, Gonzalo Higuain, hingga Cristiano Ronaldo, untuk mencerna taktik Sarriball.
Pasalnya, beberapa pemain di atas masih terbawa gaya permainan Juventus dari pelatih-pelatih sebelumnya yang cenderung memainkan sepak bola pragmatis.
Sarri pernah mengakui bahwa dirinya akan mengurangi penggunaan taktik Sarriball karena karakteristik para pemain Juventus dinilai tidak cocok.
Namun, kritik terus datang dan membuat juru taktik asal Italia itu kesal.
Bahkan, menurut pengakuannya, Sarri dicap sebagai anggota Taliban.
"Saya dianggap seperti Taliban karena saya selalu ingin memainkan (gaya) sepak bola saya," kata Sarri, seperti dikutip dari laman Goal, Selasa (26/11/2019).
"Saat ini tidak mungkin (memakai taktik Sarriball) karena saya masih beradaptasi dengan karakteristik yang berbeda dari pemain saya," ujar Sarri.
Meskipun terus dikritik, Sarri terbukti mampu membawa Juventus tak terkalahkan di Serie A, kasta teratas Liga Italia, sejauh ini.
Dari 13 laga, Juventus menang 11 kali dan hanya dua kali seri.
Hasil tersebut membuat Juventus sebagai capolista di klasemen Liga Italia 2019-2020.
Cristiano Ronaldo dkk unggul satu angka dari pesaing terdekatnya, Inter Milan.
Selanjutnya, Sarri akan mendampingi Juventus di ajang Liga Champions.
Si Nyonya Besar akan memainkan laga kelima di Grup D dengan menghadapi Atletico Madrid.
Laga Juventus vs Atleetico Madrid itu akan dihelat di Stadion Allianz, Selasa (26/11/2019) atau Rabu dini hari WIB.
https://bola.kompas.com/read/2019/11/26/13000028/gara-gara-sarriball-maurizio-sarri-dicap-sebagai-anggota-taliban