Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berolahraga di Jakarta, Pilih di Outdoor atau Indoor?

JAKARTA, KOMPAS.com - Kensuke Miyaji mengernyitkan dahi tatkala ditanya apakah saat ini senang berolahraga di tempat terbuka di Jakarta.

"Wah sulit ya sekarang," kata Kensuke menjawab pertanyaan Kompas.com di sela-sela pameran Refrigeration & HVAC (Heating, Ventilation & Air Conditioning) 2019 pada Rabu (9/10/2019) di JIExpo Kemayoran.

Meski sejatinya, Kensuke mengaku lebih sering berolahraga outdoor alias di ruang terbuka, pria asal Kyoto, Jepang, ini, mulai khawatir dengan kualitas udara Jakarta.

Partikel debu

Kensuke membeberkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dilihatnya dari laman lembaga itu pada sekitar pukul 12.00.

"Angkanya mencapai 160. Itu berarti polusinya berbahaya," kata Kensuke.

Lebih lanjut, Kensuke yang juga menjabat sebagai Sales & Marketing Director PT Panasonic Global Indonesia (PGI) membandingkan dengan kondisi di ibu kota Jepang.

"Di Tokyo, angkanya 12," tutur pria yang menamatkan studinya di Universitas Hokkaido ini.

Ikhwal pencemaran udara di Jakarta, juga menjadi catatan pada laman asumsi.com .

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) menetapkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).

Lembaga itu menyebutkan angka kualitas udara 0-50 artinya baik.

Berikutnya, angka 50-100 artinya sedang.

Selanjutnya, angka 100-200 tidak sehat.

Lalu, angka 200-300 berstatus sangat tidak sehat.

Terakhir, angka 300-500 berstatus berbahaya.

Sementara itu, terdapat enam polutan kualitas udara paling umum yakni PM 2.5, PM 10, Ozon, NO2, SO2, dan CO.

Dari enam polutan itu, fokus perhatian mengenai pencemaran udara adalah PM 2.5.

PM 2.5 adalah partikel debu berukuran 2,5 mikron.

Pembanding ukuran besaran ini adalah sehelai rambut manusia.

Sehelai rambut manusia dibandingkan dengan PM 2.5 adalah 1 berbanding 30.

Jadi bisa dibayangkan, betapa kecilnya PM 2.5 .

Saking kecilnya, PM 2.5 bisa sangat mudah memasuki sistem pernapasan.

Partikel ini bisa memicu penyakit pernapasan, asma, jantung, hingga menjadi biang keladi kematian.

Lebih berbahaya lagi, PM 2.5 ada di berbagai tempat baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan (indoor).

PM 2.5 adalah produk polusi asap kendaraan bermotor berbasis bahan bakar fosil di samping asap dari pembakaran kayu, minyak, batubara dan sebagainya.

Di dalam ruangan PM 2.5 berasal dari asap rokok, asap memasak, asap lilin maupun minyak lampu bahkan asap perapian.

Udara

Lebih lanjut, Kensuke mengatakan, sampai kapan pun, udara bersih menjadi kebutuhan manusia.

"Udara bersih itu penting," kata Kensuke menekankan.

Lantaran itulah, pada kesempatan pameran tersebut, terang Kensuke, pihaknya memperkenalkan teknologi dan solusi paling baru untuk pengontrolan kualitas udara maksimal.

Sedikitnya, ada tiga hal penting yang disampaikan ke lebih banyak khalayak mengenai kualitas udara tersebut.

Yang pertama, kualitas udara maksimal bisa dilakukan melalui pengaturan suhu dan kelembapan.

Kedua, cara yang juga bisa dilaksanakan adalah pengaturan suhu udara.

Ketiga adalah pemurnian udara.

Ketiganya, kata Presiden Direktur PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) Seigo Saifu dalam kesempatan itu bisa diaplikasikan pada ruangan tertutup semisal kamar hotel, restoran, dan lingkungan lainnya.

"Indoor stadium untuk berolahraga juga punya peluang untuk diaplikasikan kualitas udaranya secara maksimal," imbuh Kensuke.

Pengalaman Kensuke menunjukkan, sekarang, di Jakarta, makin banyak juga olahraga dilakukan di indoor.

"Kan ada bulutangkis, basket, dan sebagainya dilakukan di indoor," lanjut Kensuke.

"Di Jakarta, indoor stadium ini peluang bagi kami," kata Kensuke Miyaji menutup pembicaraan.

https://bola.kompas.com/read/2019/10/09/18351168/berolahraga-di-jakarta-pilih-di-outdoor-atau-indoor

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke