KOMPAS.com - Selain dikenal sebagai Presiden ke-3 RepubIik Indonesia dan ilmuwan, Bacharuddin Jusuf Habibie ternyata juga punya jasa di bidang olahraga.
Salah satunya yakni jasa Habibie dalam memajukan sepak bola di Sulawesi, terutama di Pare-pare yang merupakan tanah kelahirannya.
Upaya Habibie tersebut tertuang melalui kejuaraan sepak bola antarklub bernama Habibie Cup yang digelar sejak 1990.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Habibie Cup dicetuskan kali pertama oleh Mirdin Kasim yang saat itu menjabat Wali Kota Parepare, dan HM Alwi Hamu.
Kedua sosok tadi kemudian membutuhkan tokoh nasional asal Parepare untuk dijadikan ikon turnamen ini.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, Mirdin dan Alwi akhirnya memilih BJ Habibie sebagai ikon yang saat itu masih menjabat Menristek RI dan Kepala BPPT.
Pada awalnya, turnamen ini hanya diikuti 6 tim saja dari wilayah Ajatappareng dan sekitarnya, meliputi Persipare Parepare, Perspin Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, Barru, dan PSM Makassar.
Peserta dibagi 2 grup dengan sistem gugur pada babak penyisihan, kemudian langsung semifinal dan final.
Turnamen itu sendiri hanya berlangsung 7 hari plus 2 hari istirahat.
Pada 2015, sebanyak 12 tim ikut meramaikan turnamen Habibie Cup yang digelar di Stadion Gelora Mandiri, Pare-pare.
Sebanyak 12 tim yang dimaksud yakni Perssin Sinjai, PSM Makassar, Persibone Bone, Persipare Pare-pare, Gasma Enrekang, Persiban, Gaswan Wajo, Perssidrap Sidrap, Persim Maros (Sulsel), Ps Sandeq Polman, Asa FC (Sulbar) PS dan Japfa (Sulteng).
Dengan adanya 12 tim, turnmaen dibagi dalam empat grup dengan sistem setengah kompetisi. Juara dan runner-up lolos ke babak selanjutnya.
Turnamen ini berkategori umum. Setiap tim bisa memakai pemain dari Liga Indonesia, baik kasta teratas maupun di bawahnya.
Pada 2015, Habibie Cup yang memperebutkan trofi BJ Habibie juga menyediakan total hadiah uang Rp 200 juta.
Rinciannya, peringkat pertama Rp 100 juta, kedua Rp 50 juta, dan peringkat ketiga mendapat Rp 30 juta.
Panitia pelaksana juga menyediakan hadiah uang buat pemain terbaik dan top scorer sebesar Rp 5 juta.
Diikuti pesepak bola ternama
Berakhirnya Piala Presiden 2015 membuat para pemain kembali membela klub amatir yang bermain di turnamen tarkam.
Ajang Habibie Cup pun mereka manfaatkan untuk mencari tambahan penghasilan sekaligus menjaga kebugaran.
Sidrap United, salah satu klub peserta, disebut memborong barisan bintang Liga Super Indonesia.
Manajemen Sidrap United mengklaim telah melakukan pendekatan kepada nama-nama tenar seperti Markus Haris Maulana, Agung Prasetyo, Ponaryo Astaman, Terens Puhiri, Victor Pae, Otavio Dutra, Makan Konate, Firman Utina, Abdul Rahman, dan Boaz Salossa.
Guna menggaet nama-nama tersebut, manajemen mengaku telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1 miliar.
"Kami ingin memberikan hiburan ke publik sepak bola di Sidrap. Karena kapan lagi warga kami bisa menyaksikan langsung bintang LSI kalau bukan sekarang," ujar manajer tim kala itu, Jamil Hasyim.
Tidak ingin kalah pamor di kandang sendiri, tim tuan rumah Persipare berencana mendatangkan Zulkifli Syukur, Hamka Hamzah, Asri Akbar, Faturrahman, dan pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak Piala Presiden, Zulham Zamrun.
"Kami juga tengah bernegosiasi dengan pemain asing. Nantilah saya umumkan kalau sudah deal," ujar Idham Nusu, Manajer Persipare.
Langkah berbeda dilakukan PSM Makassar. Meski tetap mendaftarkan pemain senior seperti Syamsul Chaeruddin, manajemen Juku Eja lebih mengoptimalkan peran pemain U-21.
https://bola.kompas.com/read/2019/09/11/19281738/jasa-bj-habibie-untuk-kemajuan-sepak-bola-di-sulawesi