Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan Mimpi (Juara) Itu Jadi Kenyataan?

Bermaterikan sebagian besar pemain muda, pasukan Merah-Putih melibas sejumlah lawan tangguh sebelum takluk pada partai puncak.

Tim Thomas Indonesia kalah 2-3 dari Denmark, yang kala itu mengukir sejarah untuk kali pertama merengkuh supremasi tertinggi kejuaraan beregu putra paling bergengsi tersebut.

Hasil itu tentu saja mengecewakan karena tujuan akhir mengikuti sebuah kompetisi adalah juara!

Terlepas dari hasil itu, ada secercah harapan bagi masa depan Indonesia untuk mengakhiri penantian menjadi juara nomor beregu, dalam hal ini Piala Thomas.

Nama Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie mulai berkibar karena tampil sangat impresif.

Wartawan asal Malaysia pun kagum melihat kiprah para pemain muda Indonesia, termasuk Ihsan Maulana Mustofa, tunggal ketiga kala itu. Mereka membandingkan skuad negaranya, yang masih sangat mengandalkan Lee Chong Wei.

"Indonesia bisa menjadi ancaman serius karena tiga pemain muda ini punya potensi besar," demikian pernyataan sang wartawan yang duduk di samping saya saat menyaksikan aksi Anthony mengalahkan Lee Dong-keun pada laga semifinal (Indonesia menang 3-1). 

Bahkan Anthony lebih baik dari Iskandar (tunggal kedua Malaysia)," tuturnya melanjutkan.

Dari sektor putri pun ada kabar baik. Meski langkah tim Piala Uber Indonesia hanya sampai babak perempat final, tetapi sepak terjang pemain muda memberikan sinyal kebangkitan.

Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani memperlihatkan performa yang membuat kubu Indonesia optimistis bakal segera mengakhiri paceklik gelar.

Wajar bila Hendra Setiawan, yang kala itu didaulat menjadi kapten tim, sangat yakin dengan peluang Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2018.

Dia memprediksi Anthony (saat itu 20 tahun) dan Jonatan (19 tahun) semakin matang dan siap jadi juara.

"Dua tahun yang akan datang, para pemain kami semakin matang dan saatnya kami menjadi juara," demikian pernyataan Hendra dalam jumpa pers usai final melawan Denmark.

Nyatanya, mimpi itu tidak menjadi kenyataan saat Piala Thomas dan Uber 2018 digelar di Thailand. Langkah tim Piala Thomas Indonesia terhenti pada babak semifinal karena dijegal China, yang akhirnya menjadi juara.

Sementara itu, tim Piala Uber Indonesia belum bisa melangkah lebih jauh dari apa yang diraih dua tahun sebelumnya.

Lagi-lagi Greysia Polii dan kawan-kawan hanya mencapai babak perempat final setelah dihentikan Thailand, yang sukses mencapai final (kalah 0-3 dari Jepang).

Pencapaian Indonesia dalam dua edisi terakhir Piala Thomas dan Uber tersebut berbanding lurus dengan raihan pada turnamen beregu campuran, Piala Sudirman. Pada dua gelaran terakhir turnamen dua tahunan tersebut, Indonesia belum mampu meraih hasil positif.

Terbaru, Indonesia gagal pada Piala Sudirman 2019 di Nanning, China. Padahal, kekuatan pasukan Merah-Putih sudah lebih mumpuni.

Ya, dua tunggal putra yang berkibar saat Piala Thomas 2016, Anthony dan Jonatan, sudah semakin matang. Begitu juga dengan Gregoria yang seharusnya jauh lebih berkembang dibandingkan ketika usia 17 tahun saat masuk skuad Piala Uber 2016.

Sedangkan untuk sektor ganda putra, materi Indonesia tak perlu diragukan lagi. Ada pasangan nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, pasangan senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Sementara itu, pada sektor ganda putri, pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu tetap jadi pilar utama. Sektor ganda campuran ada Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjajaj dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, serta Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow.

Harapan untuk membawa kembali Piala Sudirman ke Tanah Air setelah trofi tersebut eksodus selama 30 tahun, sempat terkuak ketika Indonesia mencapai babak semifinal.

Namun, dalam pertarungan melawan Jepang untuk memperebutkan tiket ke final, Indonesia tak berdaya karena kalah 1-3.

Marcus/Kevin yang turun pada partai pertama tampil begitu impresif ketika menaklukkan ganda putra terbaik Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.

Setelah itu, Gregoria tak berkutik melawan Akane Yamaguchi, begitu juga dengan Anthony yang kalah dua gim langsung dari Kento Momota.

Jepang menyegel tiket ke final setelah memenangi partai keempat. Ganda putri nomor satu dunia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, masih terlalu tangguh bagi Greysia/Apriyani.

Konsistensi menjadi titik lemah para pemain tunggal Indonesia. Tampak, Gregoria dan Anthony lebih banyak memberikan poin secara gratis kepada lawan akibat kesalahan-kesalahan sendiri yang merka bikin.

"Konsistensinya yang harus ditingkatkan lagi. Secara peringkat kan mereka sudah ada di sana, cuma konsistennya waktu main itu," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Susy Susanti, yang dikutip dari Badminton Indonesia.

"Bisa main bagus, tahu-tahu nggak bisa stabil, baik Anthony maupun Jonatan (Christie)," tutur legenda bulu tangkis dunia tersebut. 

Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini pun menyoroti performa Gregoria. Dia berharap sang juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 ini bisa bekerja lebih keras sehingga bisa mengimbangi permainan para pemain top dunia.

"Gregoria butuh kerja keras, butuh penanganan lebih. Pukulannya bagus, tetapi enggak bisa tahan lama sampai akhir. Tunggal putri memang ketinggalan banyak dibanding sektor lain," ujarnya.

Benar apa kata Susy, konsistensi yang harus ditingkatkan. Soal kualitas bisa diadu karena para pemain tunggal Indonesia bisa bersaing. Buktinya, mereka bisa meraih gelar dalam sejumlah turnamen bergengsi untuk nomor perorangan.

Tengok saja apa yang diraih Jonatan pada 2018 ketika menyabet emas Asian Games. Prestasi Anthony pun tak kalah mentereng karena juara Indonesia Masters 2018 dan China Open 2018.

Nah, jika mereka sudah bisa tampil konsisten seperti apa yang diperlihatkan Kento Momota, Shi Yuqi, Viktor Axelsen serta dua pemain beda generasi, Lee Chong Wei dan Lin Dan, bukan mustahil mimpi untuk membawa pulang gelar beregu itu bisa terwujud.

Piala Thomas dan Uber 2020 di Aarhus, Denmark, menjadi bidikan terdekat. Turnamen-turnamen perorangan sepanjang tahun ini bisa menjadi pengasah konsistensi yang membuat mereka semakin matang.

Semoga...

https://bola.kompas.com/read/2019/05/27/06300078/kapan-mimpi-juara-itu-jadi-kenyataan-

Terkini Lainnya

Hasil Indonesia Open 2024: Bekuk Putri KW, Gregoria Menangi Duel Merah-Putih

Hasil Indonesia Open 2024: Bekuk Putri KW, Gregoria Menangi Duel Merah-Putih

Badminton
Hasil Indonesia Open 2024: Apriyani/Fadia Gebuk Wakil Thailand, Berjuang Lebih dari 1 Jam

Hasil Indonesia Open 2024: Apriyani/Fadia Gebuk Wakil Thailand, Berjuang Lebih dari 1 Jam

Badminton
Kylian Mbappe ke Real Madrid, Saatnya Ronaldo Jadi Penonton

Kylian Mbappe ke Real Madrid, Saatnya Ronaldo Jadi Penonton

Liga Spanyol
Indonesia Open 2024 Dimulai, Antusiasme Terasa, Penonton Rela Cuti Kerja

Indonesia Open 2024 Dimulai, Antusiasme Terasa, Penonton Rela Cuti Kerja

Badminton
AC Milan Buka Akademi Baru di Dubai

AC Milan Buka Akademi Baru di Dubai

Liga Italia
Dedi Kusnandar dan Mimpi Persib Juara yang Jadi Nyata

Dedi Kusnandar dan Mimpi Persib Juara yang Jadi Nyata

Liga Indonesia
Hasil Indonesia Open 2024: Dejan/Gloria ke 16 Besar dengan Skor Kembar

Hasil Indonesia Open 2024: Dejan/Gloria ke 16 Besar dengan Skor Kembar

Badminton
Marc Klok, Kolektor Trofi Bergengsi di Sepak Bola Indonesia

Marc Klok, Kolektor Trofi Bergengsi di Sepak Bola Indonesia

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Ukraina di Toulon Cup 2024 Hari Ini

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Ukraina di Toulon Cup 2024 Hari Ini

Timnas Indonesia
Gareth Southgate Putar Otak Tetapkan 26 Pemain untuk Euro 2024

Gareth Southgate Putar Otak Tetapkan 26 Pemain untuk Euro 2024

Internasional
Kata Huistra Usai Borneo FC Gagal Juara Championship Series Liga 1

Kata Huistra Usai Borneo FC Gagal Juara Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Daftar 21 Atlet Indonesia yang Lolos Olimpiade Paris 2024, Terbaru Nurul Akmal

Daftar 21 Atlet Indonesia yang Lolos Olimpiade Paris 2024, Terbaru Nurul Akmal

Sports
Kata Ronaldo Usai Pecah Rekor Gol Terbanyak di Liga Arab Saudi

Kata Ronaldo Usai Pecah Rekor Gol Terbanyak di Liga Arab Saudi

Liga Inggris
Jadwal Indonesia Open 2024, Dua Laga Sesama Wakil Merah Putih

Jadwal Indonesia Open 2024, Dua Laga Sesama Wakil Merah Putih

Badminton
Pemain dengan Gelar Juara Terbanyak di Persib: Igbonefo, Jupe, lalu...

Pemain dengan Gelar Juara Terbanyak di Persib: Igbonefo, Jupe, lalu...

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke