Pernyataan ini muncul setelah dia gagal meraihnya lagi bersama dua klub terakhir, Bayern Muenchen dan Manchester City. Khusus di Manchester City, Guardiola diharapkan bisa mengakhiri penantian panjang klub kaya raya tersebut.
Sudah menjadi rahasia umum, alasan Manchester City mendatangkan Guardiola sebagai pelatih adalah untuk mengubah peruntungan mereka di Liga Champions.
Maklum, sejak diakuisisi konglomerat Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour, pada 2008, Manchester City paling banter lolos hingga babak semifinal pada musim 2015-2016.
Karena itu, Guardiola ditunjuk Man City berkat prestasi dua kali menjuarai Liga Champions musim 2008-09 dan 2010-11 bareng FC Barcelona.
Hanya saja, Guardiola mengaku bahwa raihannya bersama Barcelona itu datang karena nasib mujur.
"Saat saya di Barcelona, kami beruntung bisa dua kali menang Liga Champions dalam empat tahun," ucap Guardiola, seperti dikutip BolaSport.com dari laman Sky Sports.
"Lantas, orang-orang pun menganggap saya adalah seseorang yang istimewa berkat gelar juara Liga Champions," kata pelatih berkepala plontos ini lagi.
Dalam tiga musim terakhir menangani tim, Guardiola baru mampu mengantarkan Man City melaju hingga babak perempat final. Ini terjadi pada musim 2017-18 dan 2018-19.
Mantan gelandang bertahan AS Roma ini mengakui bahwa Liga Champions adalah ajang yang sulit untuk dimenangi.
"Rekor poin yang kami ukir di Liga Inggris dan (level) kompetisi domestik di sini sungguh luar biasa," kata Guardiola.
"Namun, Liga Champions adalah kompetisi yang berbeda karena para kontestannya sangat bagus. Ajang ini sangat sulit, tetapi kami ingin memenanginya," ucapnya menutup obrolan. (Ahmad Tsalis)
https://bola.kompas.com/read/2019/05/20/17050028/guardiola-merasa-beruntung-bisa-raih-2-gelar-liga-champions