Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kevin De Bruyne dan Kisah Masa-masa Tersulit Hidupnya

KOMPAS.com - Gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne, membuka diri soal masa-masa tersulit dalam hidupnya lewat sebuah tulisan di situs The Players Tribune.

Kevin De Bruyne merupakan salah satu gelandang terbaik Manchester City dalam satu dekade terakhir. Pemain internasional Belgia tersebut telah memperkuat Manchester City dalam empat musim terakhir, menggondol satu gelar Liga Inggris dan tiga kali Piala Liga.

Pemenang penghargaan Playmaker of the Season Liga Inggris 2017-2018 ini merupakan anggota timnas Belgia pada Piala Dunia 2018, di mana ia menjadi pemain dengan assist terbanyak di Rusia.

Di Players Tribune, De Bruyne bercerita soal kesulitan masa lalu yang membentuk kehidupannya.

"Saya membuat keputusan yang mengubah hidup saya, ketika berusia 14 tahun. Saya pindah sendirian dari satu sisi Belgia ke sisi lainnya setelah mendapat kesempatan untuk bermain bagi tim akademi Genk," tulisnya.

"Masalahnya, saya seorang yang pemalu di kota kelahiran saya. Di Genk, saya adalah anak baru dari bagian negara lain dengan aksen bicara yang lucu," ujarnya.

Ia mengaku bahwa ketika itu ia hampir tiap hari merasa kesepian karena satu-satunya hari libur, hari Minggu, ia pakai untuk kembali ke keluarganya.

Kesempatan bersosialisasi dengan anak-anak lain sangat minim mengingat mereka sudah harus tidur pada jam De Bruyne kembali dari latihan sepak bola.

"Dua tahun pertama di akademi mungkin adalah tahun-tahun paling kesepian sepanjang hidup saya," lanjutnya.

De Bruyne lalu bercerita soal masalah dengan keluarga angkat yang dipekerjakan klub untuk menampung para pemain muda.

"Ketika balik ke rumah pada musim panas, ibu saya mengatakan suatu hal yang mungkin membentuk hidup saya," tulisnya.

"Ternyata, keluarga angkat itu tak menginginkan saya lagi," lanjutnya.

Ia bercerita bagaimana karakter pendiam De Bruyne dianggap sebagai biang masalah. Para pemain muda lain dianggap tak bisa berinteraksi dengannya, bahwa De Bruyne sulit untuk didekati.

"Saya sangat terkejut. Keluarga itu tak pernah mengatakan apa-apa langsung kepada saya. Tak pernah ada masalah, saya tak pernah mengganggu siapa pun. Mereka melepas saya pulang seperti biasa saja," lanjutnya.

"Ternyata, mereka bilang ke klub tak menginginkan saya lagi."

De Bruyne mengatakan bahwa hal tersebut menjadi masalah bagi karier belianya.

Klub lantas menganggap bahwa ia biang masalah dan bahkan siap dipindah ke asrama untuk anak-anak bermasalah di klub.

"Saya ingat melihat ibu saya menangis karena ini," tulisnya.

Namun, kejadian itu menjadi momen bagi De Bruyne untuk menemukan kekuatannya. Ia bahkan berkata lantang kepada keluarganya.

"Semua akan baik-baik saja, dalam dua bulan saya akan memperkuat tim utama. Saya tak akan pulang sebagai sebuah kegagalan," tuturnya.

Kegigihan itu pun berbuah manis. Bintang De Bruyne meningkat dan dalam usia 17 tahun ia sudah mulai memperkuat tim utama. Setelah itu, ia mulai merasa bahwa banyak hal berubah di klub.

"Lucu bagaimana orang-orang berubah memperlakukan Anda ketika Anda bermain bagus," tuturnya.

Tak berapa lama kemudian, keluarga angkat De Bruyne ingin balik mengadopsi sang pemain. Namun, De Bruyne menolaknya mentah-mentah.

"Tidak. Kalian membuang saya begitu saja dan kini setelah saya bermain bagus, saya diminta kembali?" tuturnya tegas.

De Bruyne menggambarkan pengalaman tersebut sebagai bahan bakar sepanjang kariernya.

"Benar, terkadang saya bisa meledak. Saya terbiasa untuk menahan emosi di dalam dan kemudian, bang - saya meledak. Namun, lima detik kemudian saya biasanya tenang lagi. Saya suka salah dimengerti," tulisnya.

"Semua yang saya lakukan dalam sepak bola adalah karena saya hanya ingin satu hal - saya ingin bermain," lanjutnya.

https://bola.kompas.com/read/2019/04/15/21470068/kevin-de-bruyne-dan-kisah-masa-masa-tersulit-hidupnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke