Hat-trick Samsul Arif, dua gol Muhammad Sandi Septian, serta masing-masing satu gol dari Jose Coelho dan Saddil Ramdani, membenamkan Persegres, yang hanya mampu membalas melalui Arga Permana pada masa injury time.
“Kami hanya bisa berikan instruksi, yang menjalankan di lapangan tetap pemain. Walaupun kami teriak-teriak sampai mulut berbusa, kalau pemain nggak mau, kami bisa apa?” ucap asisten pelatih Persegres Pudji Handoko, selepas pertandingan.
Pudji kembali didapuk menghadiri sesi jumpa pers setelah pelatih kepala Hanafi berhalangan. Pudji mengatakan instruksi yang diberikan dari pinggir lapangan tidak dijalankan oleh para pemain tim Laskar Joko Samudro.
“Makanya, di bola itu lebih dominan pemain ketimbang pelatih. Pemain datang ke lapangan tanpa pelatih bisa bermain, tapi pelatih datang ke lapangan tanpa pemain tidak bisa apa-apa. Semua tergantung pemain di tengah lapangan, kami hanya bisa kasih instruksi,” kata dia.
Pudji pun mengakui ada faktor lain di balik kekalahan telak. Jadwal mepet memberikan dampak karena hanya berselang empat hari usai dikalahkan Madura United, Selasa (26/9/2017) lalu, Persegres bertanding lawan Persela.
“Ini pertandingan sulit buat kami. Dengan jadwal yang mepet, kami belum sempat membenahi kekurangan maupun kesalahan dari laga sebelumnya dan sudah dihadapkan dengan pertandingan berikutnya, jadi nggak ada pembenahan maksimal,” ujar Pudji.
Jadwal mepet itu pula yang memaksa tim pelatih menerapkan rotasi pemain. Ternyata hasilnya lebih parah dibandingkan saat lawan Madura United.
Pemain Persegres Yulius Mauloko menambahkan, baik dirinya maupun para pemain lain sebenarnya sudah berusaha tampil maksimal untuk mengikuti instruksi tetapi hasilnya tidak sesuai harapan.
“Kami sudah berusaha, tapi hasilnya memang begini. Semoga ini akan menjadi bahan perbaikan untuk pertandingan selanjutnya. Kami akan berusaha lagi, untuk bangkit di pertandingan selanjutnya,” kata Yulius.
https://bola.kompas.com/read/2017/09/30/20510278/dilibas-1-7-pemain-persegres-dinilai-bermain-tak-sesuai-instruksi