Tentu saja transfer ini menyita perhatian publik, termasuk asosiasi tertinggi sepak bola Eropa, UEFA. PSG bisa dianggap melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) karena tidak ada keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.
Rupanya PSG memiliki cara tersendiri untuk menghindari FFP. Melalui Qatar Sports Investment (perusahaan yang memiliki PSG), mereka menawarkan uang sejumlah 302 juta euro (sekitar Rp 4,724 triliun) kepada Neymar, sehingga penyerang berusia 25 tahun ini bisa menebus sendiri klasul pelepasannya agar bisa bermain di Ligue 1, kasta tertinggi Liga Perancis.
Cara ini ditengarai bisa menghindarkan PSG dari kemungkinan melanggar aturan FFP yang ditetapkan UEFA. Pasalnya, secara teknis uang tersebut berasal dari kantong pribadi Neymar.
Namun klaim berbeda disampaikan media di Spanyol. Mereka mengatakan bahwa uang tersebut merupakan pembayaran kepada Neymar sebagai duta besar untuk Piala Dunia 2022 di Qatar.
Neymar bakal menjalani dua agenda penting pada minggu ini. Dia akan menjalani tes kesehatan dan bertemu dengan Presiden Paris Saint-Germain (PSG) di Doha, Qatar.
Indikasi Neymar meninggalkan Camp Nou semakin jelas terlihat karena setelah klubnya menjalani tur pra-musim di Miami, mantan pemain Santos ini tidak kembali bersama anggota skuad.
Menurut rencana, Neymar akan menghadiri acara jumpa fans di China pada Senin (31/7/2017), di samping mengikuti event yang berhubungan dengan iklan. Acara ini masih menjadi tanda tanya karena pada Sabtu (29/7), agen perjalanan China, Ctrip, yang menjadi promotor mengatakan bahwa Neymar batal datang lantaran sibuk mengurusi transfer.
Selanjutnya, Neymar akan pergi ke Doha, Qatar, untuk bertemu dengan presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi. Koran Qatar Al Watan melaporkan bahwa Neymar akan datang ke pusat kesehatan Aspetar untuk pemeriksaan kebugaran.
https://bola.kompas.com/read/2017/07/31/16504388/soal-transfer-neymar-psg-punya-cara-menghindari-ffp