PADANG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Irman Gusman secara resmi menutup ajang kompetisi sepakbola antar Kecamatan se-Sumatera Barat, Irman Gusman Cup, pada Minggu (22/5/2016) di Stadion H. Agus Salim, Padang,.
Dalam kata sambutan seusai menyaksikan laga final, Irman mengatakan kekagumannya melihat bakat-bakat bermain sepak bola anak-anak muda Sumatera Barat.
Ia pun mengatakan akan berusaha untuk memfasilitasi para pemain berbakat yang dipilih oleh panitia kompetisi dengan menyediakan pelatih terbaik dan memberikan kesempatan belajar di luar negeri.
"Saya akan mengusahakan membawa pelatih bagi 24 pemain terbaik dari kompetisi ini dan memberikan kesempatan belajar di luar negeri. Saya ingin Sumatera Barat jadi gudang persepakbolaan nasional," ujar Irman.
Lebih lanjut, Irman menuturkan bahwa kegiatan kompetisi tersebut bisa terselenggara atas dukungan seluruh elemen masyarakat Sumatera Barat. Ia mengapresiasi warga Sumatera Barat yang berhasil mengadakan kompetisi sepak bola tanpa kericuhan dan kerusuhan.
Irman pun berjanji akan menyelenggarakan kompetisi Irman Gusman Cup dilakukan secara berkala. Ia berharap akan banyak muncul berbagai kompetisi serupa sebagai salah satu pola pembinaan bibit-bibit pemain bola di Sumatera Barat yang berkelanjutan.
"Mudah-mudahan turnamen ini bisa memasyarakatkan olahraga dan saya berharap akan menjadi contoh model kompetisi di seluruh provinsi di Indonesia. Olahraga itu penting. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini anak muda mulai aktif secara positif," kata Irman.
Dalam laga final Irman Gusman Cup tersebut tim sepak bola kecamatan Koto Tangah berhasil mengalahkan tim sepakbola Kecamatan Kampung Dalam dengan skor 2 - 0. Sebagai juara, tim Koto Tangah berhak mendapatkan piala bergilir Irman Gusman dan uang senilai 50 juta rupiah.
Irman Gusman Cup diikuti 184 klub level kecamatan dari 19 kota dan kabupaten se-Sumatera Barat. Dengan tagline Bakti untuk Nagari, turnamen ini berlangsung selama tiga bulan dan melibatkan 4.600 pemain plus 1200 ofisial. Turnamen dimulai pada 13 Maret hingga 22 Mei 2016.
Semua pemain yang terdaftar di turnamen ini statusnya adalah amatir. Khusus aturan pemain, ada regulasi ketat dan menarik. Delapan pemain wajib berusia 17 sampai 19 tahun dan 17 pemain lainnya maksimal berumur 23 tahun.
”Misi kami luhur. Tidak hanya sekadar menggelar turnamen, kami akan memilih 30 pemain dari kelompok usia paling tinggi 19 tahun. Mereka sebagai cikal bakal The Sumbar Dream Team untuk proyeksi PON 2020 di Papua,” kata Tria Suprajeni, ketua umum panitia pelaksana (panpel) dari Spartan Enterprise.
Menurut Ola, sapaan Tria, para pemain akan dipilih pemandu bakat yang dipimpin Suhatman Imam dan Indra Sjafri. Para pemain yang terpilih sesuai rencana awal akan berlatih di Brasil atau Spanyol.
”Mereka akan dibina secara simultan dengan konsep promosi degradasi,” tutur Ola.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.