Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gullit Bercerita soal Awal Kariernya

Kompas.com - 09/09/2015, 09:31 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Legenda sepak bola asal Belanda, Ruud Gullit, pekan lalu menyambangi Indonesia. Setelah ke Ambon, Gullit hadir menyapa pendukungnya di Jakarta. 

Dalam sebuah acara yang digagas oleh maskapai Etihadi di daerah Senayan, Sabtu (5/9/2015), Gullit bercerita soal awal kariernya di Belanda hingga menapaki puncak kesuksesan dengan mengantarkan De Oranje dan AC Milan menaklukkan Eropa. 

Berikut petikan tanya-jawab Gullit pada acara tersebut

Pada awal karier, Anda pernah ditawari untuk bergabung dengan Ajax, tetapi ternyata tidak terjadi. Bagaimana ceritanya?

Saat itu, Ajax memang meminta saya untuk bergabung. Namun, mereka meminta saya untuk datang ke Amsterdam. Ketika itu, saya meminta izin kepada ayah saya. Dia mengatakan jika Ajax berminat, seharusnya perwakilan klub datang ke rumah, bukan saya yang pergi. Akhirnya, saya tidak jadi bergabung dengan Ajax dan tampil membela Haarlem. 

Lalu, bagaimana kelanjutan karier Anda? 

Di Haarlem, saya memulai karier profesional. Ketika itu, saya tercatat sebagai pemain termuda yang tampil di Eredivisie (dalam usia 16 tahun). Setelah itu, saya bergabung dengan Feyenoord. Saat itu, Feyenoord sedang tidak dalam performa terbaik. 

Saat itu, banyak yang mempertanyakan putusan saya memilih Feyenoord. Bahkan, ada yang bercanda dan mengajak bertaruh 1 juta gulden (mata uang Belanda saat itu) jika saya bisa mengantarkan klub ini juara. Ternyata, saya bisa mengantarkan Feyenoord menjadi juara (183-84).  

Pindah ke PSV Eindhoven (1985) membuat saya dituding macam-macam. Ada yang mengatakan saya seorang hipokrit dan mata duitan. Saat bertandang ke markas Feyenoord, saya mendapatkan tekanan luar biasa dari penonton. Namun, saya akhirnya bisa mengantarkan PSV memenangi laga tersebut (3-2) dan pada akhir musim kami menjadi juara. 

Anda kemudian bergabung dengan AC Milan. Bagaimana awal kisahnya?

Saya sebenarnya sudah lama tahu ketertarikan Milan, tepatnya saat mengikuti trofi Joan Gamper Trophy (1986). Ketika itu, Ariedo Braida (petinggi Milan untuk urusan transfer) mendatangi kamar hotel saya. Dia bertanya soal kemungkinan saya bergabung dengan Milan. 

Satu tahun berselang, saya resmi pindah ke Milan dengan rekor transfer 6 juta poundsterling. Mungkin kalau dinominalkan saat ini, saya akan menjadi pemain termahal dunia dengan nilai 100 juta euro ha-ha-ha…  

Apakah kesulitan Anda saat pertama kali di Italia?

Soal instruksi pelatih, saya tidak terlalu kesulitan karena sepak bola merupakan bahasa universal. Saya hanya kesulitan ketika mencari baju. Saya mencari baju ukuran L (besar) namun ternyata L di Italia lebih kecil daripada di Belanda. 

Saat di Milan, saya memang menjadi salah satu pemain dengan postur besar. Bahkan, bersama Paolo Maldini dan Frank Rijkaard, saya dipanggil dengan julukan “fat guy” ha-ha-ha… 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Semifinal Liga Champions: PSG vs Dortmund, Bayern vs Real Madrid

Jadwal Semifinal Liga Champions: PSG vs Dortmund, Bayern vs Real Madrid

Liga Champions
Susy Susanti Bangga Perjuangan Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Susy Susanti Bangga Perjuangan Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Guinea Serius Tatap Indonesia, Panggil Eks Barcelona dan Tunjuk Pelatih Senior

Guinea Serius Tatap Indonesia, Panggil Eks Barcelona dan Tunjuk Pelatih Senior

Timnas Indonesia
Tour of Turkiye Jadi Bukti Sepak Terjang Brand asal Indonesia bersama Atlet Balap Sepeda Internasional

Tour of Turkiye Jadi Bukti Sepak Terjang Brand asal Indonesia bersama Atlet Balap Sepeda Internasional

Sports
Piala Asia U17 Wanita 2024, Tekat Satoru Mochizuki Untuk Garuda Pertiwi

Piala Asia U17 Wanita 2024, Tekat Satoru Mochizuki Untuk Garuda Pertiwi

Timnas Indonesia
Playoff Olimpiade Paris 2024, 4 Perbandingan Indonesia dan Guinea

Playoff Olimpiade Paris 2024, 4 Perbandingan Indonesia dan Guinea

Timnas Indonesia
Lando Norris Menangi Balapan F1 Kali Pertama, Asapi Verstappen

Lando Norris Menangi Balapan F1 Kali Pertama, Asapi Verstappen

Internasional
Ester Nurumi Bersyukur, Bangga, dan Petik Pelajaran di Piala Uber 2024

Ester Nurumi Bersyukur, Bangga, dan Petik Pelajaran di Piala Uber 2024

Badminton
Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Badminton
Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Badminton
Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Liga Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Liga Italia
Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Liga Italia
Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com