Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2015, 11:34 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Tisna Trenadi (43), penjual kaus dan jersey Persib Bandung, sedang duduk di sebuah bangku di samping barang dagangannya yang dipajang. Ia sehari-harinya berjualan dan memajangkan dagangannya di pinggir jalan, tepat di depan Stadion Siliwangi, Jalan Lombok, Bandung. 
 
Mukanya tampak lesu. Pandangan matanya mengarah ke jalan melihat kendaraan melintas saat Kompas.com menghampirinya, beberapa waktu lalu. Pria itu berharap ada pembeli yang datang. "Sepi, Pak," keluh Tisna. 
 
Menurut dia, sepinya pengunjung tak lepas dari kisruh Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan PSSI. Apalagi, PSSI memutuskan memberhentikan kompetisi sepak bola seluruh level. Akibatnya, sejumlah klub memutuskan melakukan pembubaran tim.  
 
"Kisruh Menpora vs PSSI sangat memengaruhi pedagang di sini. Pembeli kaus sepi total, penjualan menurun drastis setelah terjadi kisruh tersebut,” kata Tisna. 
 
Biasanya, tutur Tisna, pembeli selalu berdatangan setiap hari membeli jersey Persib. Apalagi, jika Persib menggelar latihan atau pertandingan uji coba di Siliwangi. 
 
"Kehadiran Persib dan gelaran kompetisi mengundang banyak pengunjung kemari. Jika banyak pengunjung, banyak juga pembeli kaus atau jersey Persib. Kalau sekarang bisa dilihat sendiri, sepi," kata penjual kaus Persib Bandung yang sudah mangkal di depan Stadion Siliwangi sejak 10 tahun lalu itu. 
 
Saat ini dalam seharinya, kata Tisna, kaus atau jersey Persib yang terjual bisa dihitung dengan jari. “Paling, sekarang mah laku 1 atau 2 kaus. Kadang enggak laku sama sekali," katanya. 
 
Jumlah itu, lanjut dia, berbeda dengan sebelum pembekuan kompetisi oleh PSSI. Dalam seharinya, ia bisa menjual 7 sampai 9 buah kaus dan jersey. Bahkan, jika ada laga Persib, jersey dan kaus bisa terjual sampai tembus 50 buah. 
 
Harga kaus dan jersey variatif, mulai dari Rp 20 ribu, Rp 30 Ribu, sampai dengan ratusan ribu rupiah. "Tergantung jenis dan bahan kausnya," jelas dia. 
 
“Kalau cuma laku 1, 2 kaus, dipakai buat makan dan ngopi juga sudah habis. kadang-kadang sama dengan modalnya. Tambah pusing jika tidak ada laku sama sekali. Kami punya anak, punya istri. mMskipun tak punya uang, tetap harus (memberi) makan setiap harinya," keluh dia. 
 
Pedagang kaus dan jersey lainnya, Nono (28), mengalami hal serupa. “Pembeli sepi ini akibat dari kisruh Menpora vs PSSI ngaruh pisan (banget)," keluh Nono (28) saat ditemui di tempat terpisah, tak jauh dari lapak Tisna. 
 
Harapan pedagang
 
Para pedagang itu menilai pekerjaan dan penghasilannya seolah hilang setelah adanya kisruh sepak bola nasional. Pasalnya, mereka sudah ketergantungan mencari rezeki dari gelaran kompetisi sepak bola. 
 
Bukan cuma pedagang kaus dan jersey Persib yang kehilangan penghasilan, tapi, juga kelompok pedagang lain, seperti tukang minuman, kacang rebus, bahkan pemulung tempat minuman bekas air mineral. 
 
Nahas bagi mereka, penghentian kompetisi oleh PSSI itu terjadi menjelang hari raya Idul Fitri. “Sebentar lagi lebaran. Kami mau car rezeki dari mana, " keluh Tisna sambil menggelengkan kepala. 
 
Oleh karena itu, Tisna dan para pedagang lain, berharap Menpora dan PSSI segara menyelesaikan masalah kisruh sepak bola nasional. Tidak melulu mengedepankan ego masing-masing.
 
"Kami berharap Menpora dan PSSI untuk duduk bersama mencari solusi terbaik dengan harapan kompetisi kembali lagi digelar, sehingga kami dapat kembali mencari rezeki seperti biasanya," harapnya. 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Serie B: Como 1907 Promosi, Jay Idzes dan Venezia Berjuang di Playoff

Hasil Serie B: Como 1907 Promosi, Jay Idzes dan Venezia Berjuang di Playoff

Liga Italia
BWF Rilis Daftar Atlet Lolos Olimpiade Paris, Indonesia Punya 6 Wakil

BWF Rilis Daftar Atlet Lolos Olimpiade Paris, Indonesia Punya 6 Wakil

Badminton
Rafael Struick Terpilih Jadi 'Future Star' Piala Asia U23 2024

Rafael Struick Terpilih Jadi "Future Star" Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Jadwal Liga Inggris, Man United Vs Arsenal Besok Malam

Jadwal Liga Inggris, Man United Vs Arsenal Besok Malam

Liga Inggris
Hasil Frosinone Vs Inter Milan, Nerazzurri Pesta 5 Gol

Hasil Frosinone Vs Inter Milan, Nerazzurri Pesta 5 Gol

Liga Italia
Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Liga Lain
Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Internasional
Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Sports
Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Timnas Indonesia
Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Liga Inggris
Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Timnas Indonesia
Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Sports
VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com