Mesir Berharap Keajaiban Menuju Brasil

Zona Afrika mendapat jatah lima tiket menuju Brasil untuk Piala Dunia pada musim panas mendatang. Dengan kondisi Nigeria, Pantai Gading, dan Kamerun telah meraih tiket tersebut, kini hanya tersisa dua tempat yang akan diperebutkan oleh Burkina Faso dan Aljazair, serta Mesir dan Ghana. Pada leg pertama, Burkina Faso menang tipis 3-2.

Nama Mesir terangkat menyusul keberhasilan klub Al Ahly yang memenangi Liga Champions Asia untuk kali kedelapan setelah menaklukkan wakil Afrika Selatan, Orlando Pirates, pada bulan ini, dengan Mohamed Aboutrika menjadi inspirator. Aboutrika, yang mencetak gol pada kedua leg tersebut, kembali diharapkan dapat bersinar saat Mesir mengincar kebangkitan atas pasukan Black Stars.

Sementara itu, Ghana, yang hampir pasti lolos karena kemenangan telak itu, tak mau menganggap remeh peluang lawan. Kapten Ghana, Asamoah Gyan, yang mencetak dua gol di Kumasi saat kemenangan 6-1 pada pertandingan pertama, tetap memperhitungkan kemungkinan Mesir membalikkan keadaan.

"Inilah sepak bola, dan apa pun dapat terjadi," ucapnya. "Kami berada dalam posisi yang nyaman sekarang, tetapi kami perlu sepenuhnya fokus pada pekerjaan kami dan memastikan kami melakukan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai Brasil."

Mesir mengalahkan Zambia 2-0 di pertandingan pemanasan pekan lalu, dan pelatih Para Firaun, Bob Bradley, berjanji untuk melakukan sejumlah perubahan terhadap tim yang takluk di Kumasi.

Kecemasan Ghana perihal keamanan mereka di Kairo telah menjadi subyek berbagai surat kabar menjelang pertandingan ini, dan diperlukan intervensi dari badan sepak bola dunia FIFA untuk memastikan keamanan mereka di ibu kota Mesir.

Kekuatan Ghana dipastikan semakin bertambah dalam laga ini karena kembalinya Kevin-Prince Boateng dan Harrison Afful, yang diskors pada pertandingan pertama. Masalah cedera di kubu Ghana hanya menimpa bek David Addy, yang mengalami cedera pergelangan kaki.

Pertarungan untuk memperebutkan tiket terakhir Piala Dunia dari zona Afrika akan ditentukan pada Selasa malam atau Rabu (20/11/2013) dini hari WIB, antara tuan rumah Aljazair dan Burkina Faso di Stadion Mustapha Tchaker di Blida, dengan catatan bahwa Aljazair tidak pernah kalah dalam 19 pertandingan sejak 2002. Pada Juni, di tempat yang sama, Aljazair mengalahkan Burkina Faso 2-0 pada pertandingan persahabatan.

Bagaimanapun, kali ini Burkina Faso memiliki bekal kemenangan 3-2 dari pertemuan pertama di Ouagadoudou bulan lalu dan bertekad tampil di putaran final Piala Dunia untuk kali pertama. Sementara itu, Aljazair difavoritkan untuk menang. Namun, mantan kapten Anthar Yahia memperingatkan bahwa kemenangan atau kekalahan pada pertandingan ini hanya ditentukan di atas lapangan, dan bukan di halaman-halaman surat kabar.

"Aljazair akan menjadi favorit untuk menang karena rekor mereka atas Burkina Faso. Itulah yang disebut oleh media. Namun, hal terpenting adalah apa yang benar-benar terjadi di lapangan," kata bek Esperance, Yahia.

"Burkina Faso mencapai final Piala Afrika dan mereka telah memberikan bukti sebagai tim yang sangat bagus. Mereka hanya memerlukan hasil imbang untuk lolos dan itu dapat menyulitkan Aljazair, yang juga perlu berhati-hati ketika menyerang."

Pelatih asal Bosnia, Valid Halihodzic, mengatakan bahwa Aljazair sedikit dirugikan oleh para ofisial di Burkina Faso. Namun, ia percaya diri timnya memiliki daya serang yang cukup untuk membalikkan kekalahan di Ouagadougou.

Semangat "kuda-kuda jantan" dari Burkina Faso terdongkrak setelah pemulihan Alain Traore, yang absen pada pertandingan pertama bulan lalu. Level penyerang 24 tahun ini telah terbukti pada ajang Piala Afrika di Afrika Selatan, tetapi kariernya sering terganggu oleh cedera.