Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemain PSMS Bongkar Kasus "Match Fixing"

Kompas.com - 14/06/2013, 17:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktik kotor yakni pengaturan hasil pertandingan ternyata masih terjadi di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh sebelas pemain PSMS Medan saat datang ke kantor PSSI, Senayan, Jumat (14/6/2013) sore.

Para pemain berjuluk tim Ayam Kinantan tersebut mengaku diminta oleh CEO PSMS, Heru Purnomo, untuk mengalah saat melawan Persisko Tanjabbar dan Persih Tembilahan dalam lanjutan Divisi Utama (PT Liga Indonesia) beberapa waktu lalu.

"Lawan Tembilahan, kami diminta mengalah dan seri saat melawan Persisko. CEO menjajikan gaji kami akan dilunasi selama sepuluh bulan kalau kami mengalah. Kalau seri, kami diberi pinjaman," ungkap pemain PSMS yang tak mau disebutkan namanya.

Meski belum menerima gaji selama sepuluh bulan, pemain PSMS tetap menjunjung nilai-nilai olahraga. Mereka tetap bermain serius sehingga akhirnya berhasil mengalahkan kedua tim tersebut.

"Alhamdullilah kami menang. Kami gak mau melakukan itu karena ucapan dari pelatih jangan makan uang kotoran. Jadi kami tetap fight," beber pemain tersebut.

Tidak digaji selama sepuluh bulan terpaksa membuat pemain PSMS harus melakukan berbagai upaya demi memenuhi kehidupan sehari-hari. Mereka mencari uang dengan membuka lahan parkir dan menyewakan toilet. Bahkan, ada pemain yang terpaksa menjual air mineral.

Saat ini, pemain PSMS sedang memperjuangkan haknya dengan menemui PT Liga Indonesia dan PSSI. Langkah ini ditempuh karena Ardhana dan kawan-kawan jengah terhadap janji-janji manajemen klub. Mereka menyatakan akan bertahan di Jakarta sampai hak-haknya dipenuhi.

"Kami baru pulang jika ada perjanjian hitam di atas putih," tegas salah satu pemain PSMS, Irwin Ramadhana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com