Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Budi Keluarga Messi terhadap Barcelona

Kompas.com - 10/04/2013, 23:26 WIB

BARCELONA, KOMPAS.com — Jorge Messi, ayah pesepak bola Barcelona Lionel "Leo" Messi, mengungkapkan apa yang akan dilakukannya saat sang putra menggantungkan sepatunya. Ia juga mengeluarkan rahasia mengapa Messi memilih Barcelona. Hal itu diungkapkan Jorge saat diwawancarai media Jerman, Kicker.

"Saya dan istri sering membahasnya di kala mengobrol santai," kata Jorge.

"Saya katakan kepada istri, kalau nanti Leo pensiun, itu akan menjadi akhir sebuah mimpi dan saya tak akan menonton sepak bola lagi," sambung Jorge.

"Saya menyukai segala hal tentang sepak bola dan membayangkan Leo suatu hari nanti berhenti bermain itu mengejutkan saya. Saya enggan membayangkannya," timpalnya.

Jorge berbicara mengenai karier sang putra di Barcelona. Salah satu alasan lelaki berusia 25 tahun itu memilih berkostum raksasa Catalan ialah karena klub itu bersedia membiayai terapi hormon pertumbuhan yang dibutuhkan Messi.

"Saya tak tahu, apakah Leo akan tetap memilih Barcelona jika bukan karena perawatan (medis) itu. Yang pasti, kalau dia tak membutuhkan terapi hormon tersebut, kami tak akan terdesak mencari klub yang mau membiayainya. Desakan itulah yang dulu membawa kami ke Barcelona," tutur Jorge.

"Namun, kami sudah membuat keputusan. Saya ingat ketika kami sekeluarga duduk dan memutuskan bersama untuk pindah," ujarnya.

Memang, tanpa suntikan hormon, bisa jadi Lionel Messi tidak akan menjadi bintang seperti saat ini karena diperkirakan tingginya hanya bisa mencapai sekitar 140 sentimeter.

Messi yang lahir 24 Juni 1987 di Rosario, Argentina, memiliki masalah kekurangan hormon pertumbuhan. Sejak kecil, ia tidak tumbuh sebesar teman-teman sebayanya. Itulah sebabnya ia dijuluki "si kutu".

Namun, meski tubuhnya kecil, keterampilannya bermain bola jauh melebihi kawan-kawannya. Oleh Jorge, ayahnya, ia dimasukkan ke klub lokal, Grandoli, sejak berusia lima tahun. Pada usia tujuh tahun, ia ditarik klub lebih top Argentina, Newell's Old Boys.

Pada 1997, dalam usia 10 tahun, Messi masih terlihat seperti anak delapan tahun. Dokter klub yang memeriksanya menemukan bahwa "si kutu" kekurangan hormon pertumbuhan dan mesti mendapat suntikan hormon.

Bagi Jorge, biaya terapi hormon tersebut sangat mahal. Maka dari itu, ia mencari klub yang mau membiayainya. Kebetulan ia bertemu Charles Rexach, pencari bakat Barcelona. Rexach yang sudah mendengar mengenai Messi membawa bocah itu ke Barcelona untuk menjalani berbagai tes.

Walau awalnya diragukan karena posturnya yang kecil, Barcelona kemudian bersedia membayar terapi hormon saat melihat aksi Messi di lapangan.

Messi kini memiliki tinggi 169 sentimeter. Untuk ukuran orang Indonesia, Messi masih terbilang lumayan tinggi. Namun, untuk ukuran pemain bola dunia yang rata-rata 180 cm, tentu saja Messi terlihat mungil. Namun, semua orang mengakui kehebatan Messi di lapangan bola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024, Indonesia Akui Keunggulan Korea Utara 0-9

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024, Indonesia Akui Keunggulan Korea Utara 0-9

Timnas Indonesia
Presiden Perancis Minta Real Madrid Izinkan Mbappe Main di Olimpiade

Presiden Perancis Minta Real Madrid Izinkan Mbappe Main di Olimpiade

Internasional
Como Merangkak dari Serie D ke Serie A, Simbol Tim Menangis Dipeluk Henry

Como Merangkak dari Serie D ke Serie A, Simbol Tim Menangis Dipeluk Henry

Liga Italia
Starting Grid dan Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024

Starting Grid dan Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024

Motogp
Man United Vs Arsenal: The Gunners Jago Bertahan, Tajam Menyerang

Man United Vs Arsenal: The Gunners Jago Bertahan, Tajam Menyerang

Liga Inggris
Milan Menyayat bak Pisau, Kecerdasan Gelandang Berdarah Indonesia

Milan Menyayat bak Pisau, Kecerdasan Gelandang Berdarah Indonesia

Liga Italia
Championship Series Liga 1, Momentum Tepat Penerapan VAR di Indonesia

Championship Series Liga 1, Momentum Tepat Penerapan VAR di Indonesia

Liga Indonesia
Man United Vs Arsenal: Arteta Sebut Ten Hag Luar Biasa, Cuma Butuh Waktu

Man United Vs Arsenal: Arteta Sebut Ten Hag Luar Biasa, Cuma Butuh Waktu

Liga Inggris
Ketika Jersey Milan Dihiasi Nama Indonesia, Tanda Cinta untuk Mama...

Ketika Jersey Milan Dihiasi Nama Indonesia, Tanda Cinta untuk Mama...

Liga Italia
Montreal Vs Inter Miami 2-3, Messi Dibuat Kesal Regulasi Baru MLS

Montreal Vs Inter Miami 2-3, Messi Dibuat Kesal Regulasi Baru MLS

Liga Lain
Borneo FC Bidik Championship Series Liga 1 untuk Kawinkan Gelar

Borneo FC Bidik Championship Series Liga 1 untuk Kawinkan Gelar

Liga Indonesia
VAR Siap di Championship Series, Apresiasi demi Fair Play

VAR Siap di Championship Series, Apresiasi demi Fair Play

Liga Indonesia
Bekal di Thomas-Uber, Indonesia Siap Tempur Hadapi Thailand Open 2024

Bekal di Thomas-Uber, Indonesia Siap Tempur Hadapi Thailand Open 2024

Badminton
PSSI Akan Segera Bertemu Shin Tae-yong untuk Bahas Kontrak

PSSI Akan Segera Bertemu Shin Tae-yong untuk Bahas Kontrak

Timnas Indonesia
Alasan Skuad AC Milan Gunakan Jersey Nama Ibu Kala Libas Cagliari

Alasan Skuad AC Milan Gunakan Jersey Nama Ibu Kala Libas Cagliari

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com