Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Duo Jepang Menuju Final

Kompas.com - 13/07/2010, 07:33 WIB

JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Tiket final Piala Dunia 2010 memang sudah lama ludes. Namun, banyak juga orang yang berharap mendapatkan tiket itu, entah dari calo atau ada orang yang batal dan menjualnya, contohnya Yoshumi dan Takegi dari Jepang. Dia rela susah-payah demi mendapatkannya.

Jauh sebelum partai final antara Spanyol-Belanda yang berakhir 1-0 itu dimulai, banyak orang "mengemis" tiket final. Mereka berkeluyuran dan mencegat para penonton, "mengemis" tiket.

"Saya butuh tiket final. Tolong kalau ada dikasih dan saya siap membayar berapa saja," kata seorang suporter.

Kemudian, tak lama ada suporter yang melakukan hal sama. Jumlah suporter yang "mengemis" tiket final itu semakin besar. Mereka, kata rekan wartawan dari Indonesia, malah ada yang mulai mencari tiket sejak pagi.

Sampai pertandingan sudah berjalan pun, masih banyak para pencari tiket. Mereka terus berkeliling dan rajin bertanya kepada siapa saja.

"Anda punya tiket dan mau dijual?" begitu pertanyaan yang sering mereka ajukan.

Para pencari tiket itu rata-rata sioap membayar dengan harga mahal. Kesempatan ini dipakai satu-dua pemilik tiket yang rela melepaskannya.

Seorang rekan dari Malaysia, Chairul dan Akbar, juga ikut mencoba mencoba mencari tiket. Dia sempat ketemu orang yang siap melepaskan tiketnya. Tapi, dia minta harga 1500 dolar AS (atau sekitar Rp 13,5 juta). Tentu saja, mereka menolaknya karena tak rasional.

Beda lagi dengan dua warga Jepang, Yoshumi dan Takagi. Dua suporter yang belum mau pulang meski Jepang sudah tersingkir itu, mengaku sejak awal sudah tak bisa mendapatkan tiket final. Maka, mereka berspekulasi mencari tiket sebelum partai final dimulai. Bahkan, keduanya berdiri di jalan yang dilewati suporter menuju Stadion Soccer City dan membawa pengumuman.

"We need final's ticket," demikian tulisan di kardus yang mereka bawa. Keduanya tampak kedinginan karena suhu Johannesburg semakin turun dan mendekati 0 derajat. Mereka terus menjadi perhatian, bahkan ada suporter yang memanfaatkannya untuk berfoto bersama.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com