Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Tinggi di Afrika Selatan

Kompas.com - 08/06/2010, 03:17 WIB

Portugal tampil sebagai kekuatan cukup ditakuti sejak ditukangi pelatih asal Brasil, Luis Felipe Scolari, pada 2003. Setelah tersingkir di putaran pertama Piala Dunia 2002, Portugal bersama Scolari menembus babak semifinal Piala Dunia 2006.

Tak pelak, penampilan Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan di Afrika Selatan nanti menjadi ujian penting bagi Pelatih Carlos Queiroz, yang mulai menukangi Portugal dua tahun silam. Akankah warga Portugal yang lahir dan besar di Mozambik ini bisa menyamai prestasi Scolari?

Bahkan, orang-orang sebenarnya menaruh harapan sangat tinggi kepada Queiroz. Mantan asisten Alex Ferguson di Manchester United ini diharapkan bisa mengantar Portugal meraih pencapaian yang lebih baik ketimbang semifinal.

Pelatih Queiroz sadar bahwa dirinya membawa beban berat di Afrika Selatan. Harapan publik begitu tinggi terhadap dirinya.

Memandu Luis Figo, Rui Costa, dan Fernando Couto memenangi Kejuaraan Dunia Remaja 1989 dan 1991, Queiroz pun dinilai sebagai orang yang berada di belakang generasi emas Portugal. Di level senior Queiroz menjalani kesuksesan besar sebagai asisten Ferguson.

Latar belakang itu membuat tekanan semakin besar dialami tim nasional Portugal di Afrika Selatan. Publik menilai, sekarang adalah saat yang tepat bagi Portugal untuk tampil sejajar penuh dengan kekuatan sepak bola utama di Eropa.

Portugal memiliki riwayat keberhasilan sepak bola yang turun-naik. Pada periode 1960-an Portugal dinilai tampil sebagai tim solid, lebih kurang menyerupai Perancis beberapa tahun silam. Salah satu penyebabnya, masa itu banyak pemain Afrika yang hijrah ke Portugal.

Lantas pada 1990-an Portugal dinilai mengalami kebangkitan karena mengalahkan Brasil pada final Piala Dunia U-20. Namun, 10 tahun berikutnya, Portugal justru mengalami penurunan prestasi.

Harapan tinggi publik terhadap Portugal di Afrika Selatan tidak mengada-ada. Di Inggris, 44 tahun silam, mereka menduduki peringkat ketiga Piala Dunia. Waktu itu, dalam perebutan posisi ketiga, Portugal melipat Uni Soviet 2-1. Legenda sepak bola Portugal, Eusebio, menyumbangkan satu gol dari titik penalti.

Portugal kini untuk kelima kalinya menembus putaran final Piala Dunia setelah mengawali kualifikasi dengan tak terlalu meyakinkan. Di putaran pertama kualifikasi Zona Eropa, mereka menempati posisi kedua Grup 1. Posisi puncak dihuni Denmark. Jika saja Swedia tidak tersungkur di urutan ketiga, Portugal tidak akan lolos kualifikasi.

Berbeda dengan Denmark yang langsung mengantongi tiket ke Afrika Selatan, Portugal harus melakoni play off. Dua kali menang 1-0 atas Bosnia-Herzegovina, Portugal akhirnya berhak tampil di Afsel.

Selama kualifikasi, Portugal total menyarangkan 19 gol. Penyerang Atletico Madrid, Simao, menjadi pemain terproduktif dengan mencetak empat gol. Selama kualifikasi pula Portugal kemasukan lima gol.

Ronaldo tentu saja menjadi orang paling ditunggu saat Portugal bertanding. Pemain Real Madrid ini adalah salah satu pilar Portugal saat membangun serangan. (ato)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com