KOMPAS.com - Induk sepak bola dunia, FIFA, menyampaikan lima upaya untuk memberantas rasialisme dalam kongres FIFA ke-74 di Bangkok, Thailand, Jumat (17/6/2024).
Bintang Real Madrid dan timnas Brasil, Vinicius Junior, berulang kali menjadi korban rasialisme dan yang paling vokal membicarakan masalah rasial ini.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, pun sudah berkonsultasi dengan Vinicius untuk menentukan langkah-langkah guna mengatasi rasialisme di sepak bola.
"Waktunya telah tiba bagi sepak bola untuk bersatu dan berkomitmen secara tegas sebagai komunitas global untuk mengatasi masalah rasialisme dalam permainan," kata FIFA dalam surat kepada federasi-federasi nasional, dikutip dari ESPN.
Baca juga: Spanyol Vs Brasil: Saat Vinicius Jr Menangis karena Rasialisme....
Dalam beberapa kasus rasialisme, otoritas sepak bola menghentikan investigasi karena tidak ada bukti selain klaim dari pemain yang mengatakan adanya pelecehan.
Selain itu, para pemain yang merasa dilecehkan oleh lawan atau penggemar mencoba untuk meninggalkan lapangan, tetapi justru mendapat kartu kuning.
FIFA kini menegaskan kepada 211 federasi bahwa rasialisme termasuk pelanggaran disiplin yang salah satu sanksinya adalah larangan bertanding.
Para pemain juga diminta menyilangkan tangan sebagai isyarat kepada wasit adanya pelecehan rasialisme.
Baca juga: Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman
Gestur tangan menyilang pernah dilakukan Raven Saunders (Amerika Serikat) di podium saat menerima medali perak Olimpiade Tokyo 2020.
Ia mengatakan bahwa itu adalah "persimpangan di mana semua orang yang tertindas bertemu".
Tak hanya di dalam lapangan, serangan rasialisme juga dilakukan lewat media sosial.
Contohnya kala sebagian warganet Tanah Air melakukan serangan rasial kepada para pemain Guinea di akun federasi negara Afrika Barat tersebut setelah timnas U23 kalah pada laga playoff Olimpiade.
PSSI bahkan sampai meminta maaf kepada federasi Guinea walau sejauh ini tampak belum ada langkah atau hukuman konkret kepada para pelaku.
Beberapa pemain Timmas Inggris seperti Bukayo Saka juga mendapat serangan rasial usai gagal menuntaskan penalti pada final Euro 2020 kontra Italia.
Tiga upaya FIFA lainnya yaitu mendorong setiap negara untuk mengakui rasialsime sebagai tindak pidana dan mendapat hukuman berat, memberikan edukasi soal rasialisme, dan membentuk panel anti-rasialisme.
Football Unites the World. Yet racial discrimination continues to stain our sport. This must stop.
Following consultation with current and former players, FIFA President Gianni Infantino has announced the five action areas for a global stand against racism.
— FIFA (@FIFAcom) May 17, 2024