Sikap Madura United Soal Presiden Klub yang Terjerat Kasus Korupsi

KOMPAS.com - Presiden Madura United Achsanul Qosasi terjerat kasus korupsi pengadaan menara BTS 4G Kominfo.

Ia ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti menerima uang sejumlah Rp 40 miliar.

Kini AQ, sapaan akrabnya, ditahan oleh Kejagung dengan dugaan pelanggaran Pasal 12 b 12 e atau pasal 5 ayat 1 jo pasal 15 UU Tipikor atau pasal 5 ayat 1 tentang Pencegahan dan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Menanggapi kabar buruk tersebut, Madura United mengambil sikap untuk tidak melibatkan diri terhadap kasus yang menjerat pria yang juga menjabat sebagai Anggota III Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

Tim tetap fokus pada tugas dan tanggung jawabnya di Liga 1 2023-2024.

Apalagi saat ini tim sedang berjuang dalam persaingan sengit untuk berebut tiket Championship Series.

“Saat ini tim fokus memperbaiki hasil negatif dari 4 pertandingan terakhir,“ terang Umar Wachidin selaku manajer Madura United .

Baca juga: Profil Achsanul Qosasi, Presiden Madura United Sekaligus Anggota BPK yang Ditahan di Kasus BTS

Tim berjuluk Laskar Sape Kerrab saat ini bertengger di posisi ke-4 klasemen sementara dengan perolehan 31 poin.

Namun secara performa Francisco Rivera dkk terbilang tidak stabil.

Dari lima laga yang mereka jalani hanya satu yang berhasil dimenangi, satu imbang dan tiga lainnya kalah.

“Kami sudah kehilangan banyak poin di pertandingan tersebut maka kami menargetkan akan mengganti poin yang hilang tersebut di pertandingan bulan ini,” imbuhnya.

Umar Wachidin menjelaskan kasus yang menimpa Achsanul Qosasi tersebut tidak mengganggu kondisi tim baik secara internal maupun eksternal.

Bahkan saat kabar penetapan tersangka diumumkan, tim asuhan Mauricio Souza masih menjalani latihan kolektif.

“Hari ini latihan untuk mempersiapkan pertandingan menghadapi Persik Kediri dalam lanjutan BRI Liga 1 2023/24 pekan ke 19,” pungkasnya.

Di sisi lain ditetapkan Achsanul Qosasi sebagai tersangka kasus korupsi cukup mengejutkan.

Ia dikenal bersahaja dan sangat dekat dengan sepak bola. Kerap membagikan keresahan, kritik dan saran terhadap isu-isu sepak bola lewat media sosialnya.

Di dunia sepak bola ia pernah menjabat sebagai ketua umum Persija pada tahun 2000. Ia juga pernah menjabat sebagai bendahara PSSI pada periode 2007-2011 silam.

Kemudian pada tahun 2016 ia mendirikan klub Madura United.