Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manis Getir Pengalaman Pertama Pelatih Singapura Mencicipi Setengah Musim Liga 1

Kompas.com - 02/05/2023, 10:00 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelatih asal Singapura Aidil Sharin Sahak mendapatkan banyak pengalaman baru selama menukangi Persikabo 1973 dalam Liga 1 2022-2023.

Ini adalah tahun pertama ia mencicipi karier kepelatihannya di Liga 1 Indonesia.

Sebelumnya, ia merupakan pesepak bola yang punya nama besar di Singapura baik sebagai pemain maupun pelatih.

Selama aktif bermain dari 1997 sampai 2008, Aidil Sharin Sahak menjadi pemain elite yang memperkuat raksasa Liga Singapura seperti Home United dan Tampines Rovers.

Kariernya sebagai pelatih pun terbilang cemerlang. Ia memulainya pada 2016 ketika mendapatkan kepercayaan melatih dua klub raksasa Asia Tenggara yang mentas di kompetisi Asia, yakni Home United dan klub Malaysia Kedah FA.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan di GBLA, Cerawat Membara di Laga Persib vs Persikabo

Bahkan di Malaysia ia sampai mendapatkan julukan Guardiola Singapura berkat keberhasilannya memoles Kedah FA.

Ia mengantarkan tim berjuluk The Red Eagle menjadi juara Malaysia FA Cup 2018, runner up Malaysia FA Cup 2019.

Capaian itu mengantarkan Kedah FA mentas di Liga Champions Asia dua tahun berturut-turut.

Ia pun dinobatkan sebagai pelatih pertama Singapura dalam sejarah yang bisa membawa tim non Singapura berlaga di Liga Champions Asia.

Kemudian Aidil Sharin Sahak menerima tantangan baru di Liga 1 Indonesia bersama Persikabo 1973 yang menyuguhkan berbagai tantangan untuknya.

Pengalaman melawan tim-tim Indonesia di ajang kompetisi Asia, AFC Cup dan Liga Champions Asia menjadi modal pertama.

“Saya sudah biasa main di AFC main di Indonesia jadi 1 kelebihan. Saya bermain lawan Persija Jakarta, Bali United dan PSM Makassar, jadi itu membuat saya tahu kelebihan dan kekurangan sepak bola Indonesia,” ujarnya kepada Kompas.com.

Baca juga: Hasil Persib Vs Persikabo 1-4: Maung Tutup Musim dengan Hasil Buruk, Finis di Bawah Persija

Soal adaptasi ia mengaku tidak kesulitan. Kultur dan bahasa yang hampir sama antara Singapura, Malaysia dan Indonesia membuatnya banyak terbantu.

“Ya itu satu yang utama, pelatih asing datang dari luar bisa memahami sehingga bisa komunikasi dengan pemain Indonesia yang memudahkan saya, pemain, manajemen lebih paham,” tambahnya.

Di sisi lain dengan rekam jejak yang cemerlang, debutnya di Indonesia tidak berjalan dengan mulus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com