DENPASAR, KOMPAS.com - Dokter Satgas Covid-19 Liga 1, dr. Alfan Nur Asyhar mengatakan, ledakan Covid-19 tidak hanya murni kesalahan pemain atau pihak terpapar yang lalai dalam menerapkan protokol kesehatan.
Berdasarkan inspeksi yang dilakukan ternyata keterlibatan orang dalam menyumbang besar pada penularan di lingkungan klub.
Orang dalam ini meliputi anggota klub sendiri seperti tim medis, masseur, kitman, staff official maupun perangkat hotel seperti staff, petugas kebersihan, petugas hotel, dan lain-lain.
Tugas dan kewajiban mengharuskan mereka memiliki mobilitas tinggi. Sehingga tak jarang terpapar secara tidak sengaja dan kemudian media penularan saat beraktivitas dilingkungan pemain.
Baca juga: Update Covid-19 di Persija: Riko Pulih tetapi 5 Orang Positif Termasuk Sudirman
Temuan ini membuka mata pihak Satgas Covid-19 Liga 1 bahwa hal-hal penerapan protokol kesehatan yang ketat tidak hanya berlaku bagi pemain.
Namun juga seluruh pihak yang beraktivitas di dalam lingkungan tim juga tidak boleh luput dari perhatian.
"Untuk klubnya, penambahan bisa dari dari offisial. Biasanya ada dari tim medis atau masseur," ujar dr. Alfan Nur Asyhar.
"Biasanya penularannya ketika pemain badannya tidak enak. Pemain minta dipijat, masseur nya kena dan messuerenya ini menularkan ke yang lain. Jadi penularan yang terjadi itu kita analisa itu bisa terjadi seperti itu," imbuhnya.
dr. Alfan Nur Asyhar mengatakan penularan semakin cepat karena mayoritas yang terpapar tidak menunjukkan gejala.
Bahkan beberapa tidak menunjukan gejala sama sekali dan benar-benar terlihat sehat pada umumnya.
Alhasil, klub pun kesulitan melalukan antisipasi sebelum ada hasil tes yang valid.
"Jadi susah memang membedakan kalo lagi kumpul tapi dia positif," kata pria yang merangkap sebagai dokter tim, PSIS Semarang.
"'Kenapa saya dikatakan positif saya tidak merasakan gejala?'. Karena kita pernah croscheck keadaan tekanan darah, suhu, dan lain-lain bagus. Normal. Pengecapan dan penciuman normal. Jadi susah sekali," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.