KOMPAS.com - Badan Antidoping Dunia (WADA) telah menyatakan Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) sebagai salah satu dari tiga badan antidoping negara (NADO) yang tak patuh dalam menjalankan kode antidoping.
Hal ini membuat Indonesia mendapatkan sanksi yang berimbas terhadap penangguhan hak-hak dalam bidang olahraga di kancah internasional.
Salah satu sanksi yang dijatuhkan adalah larangan Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di single event dan multi-event internasional selama setahun.
Indonesia juga tidak bisa menjadi tuan rumah kejuaraan olahraga berskala regional, kontinental, atau internasional.
Baca juga: Di Tengah Sanksi WADA, Bagaimana Nasib Event Olahraga di Indonesia?
Sanski WADA ini sendiri sudah diterapkan ke Indonesia, tepatnya saat tim bulu tangkis Tanah Air menjuarai Piala Thomas 2020, 18 Oktober 2021.
Setelah menekuk China 3-0 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Indonesia tak bisa mengibarkan bendera Merah Putih ketika seremoni juara Piala Thomas 2020.
Kini, berbedar kabar bahwa sanksi tersebut turut menerpa timnas Indonesia.
Kabar ini berbedar di media sosial, tepatnya di akun Twitter @theaseanball pada Rabu (20/10/2021).
Melalui kicauannya, akun tersebut menuliskan Indonesia dan Thailand yang turut terkena sanksi WADA ini tak bisa mengibarkan bendera negara.
#News | ???????????????? Because of The World Anti-Doping Agency (WADA) 's ban, the national flags of Thailand and Indonesia cannot be flown at major events other in 1 year.
Therefore, both flags will not be allowed to appear in the 2022 AFC U23 Asian Cup Qualifiers.#AFC #PSSI #FAT pic.twitter.com/L9BOjOVzUF
— ASEAN FOOTBALL (@theaseanball) October 20, 2021
Lebih rinci, larangan tersebut merujuk ke event terdekat pada usia muda, yakni Kualifikasi Piala Asia U23 2022.
Timnas U23 Indonesia sendiri akan menghadapi Australia di Kualifikasi Piala Asia 2023 pada 27 dan 30 Oktober.
Terkait kabar dari akun @theaseanball, Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi telah memberikan tanggapan.
Saat ini, Yunus Nusi mengatakan bahwa PSSI masih menunggu surat dari AFC atau FIFA terkait ada atau tidaknya larangan tersebut.
"Yang pasti dalam match sepakbola antarnegara lagu kebangsaan masing-masing akan dinyanyikan terlebih dahulu," ujar Yunus Nusi kepada KOMPAS.com, Kamis (21/10/2021).
"Kami tunggu surat resmi dari AFC atau FIFA tentang larangan tersebut," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Pimpin Tim Kerja Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA, Ketua KOI Sigap Petakan Solusi