BANDUNG, KOMPAS.com - Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar, angkat bicara terkait rencana PT Liga Indonesia Baru (LIB) melakukan pemotongan subsidi bagi klub Liga 1 dan Liga 2.
Melalui surat bernomor 187/LIB-COR/V/2020, PT LIB mengirimkan surat kepada PSSI agar bisa menerapkan kebijakan pemotongan subsidi bagi klub Liga 1 dan Liga 2.
Dalam surat tersebut disebutkan, PT LIB berencana memberikan subsidi sebesar Rp 350 juta kepada klub Liga 1, dari yang awalnya Rp 520 juta, pada setiap terminnya.
Sementara itu, tim Liga 2 akan mendapatkan subsidi sebesar Rp 100 juta, dari yang awalnya Rp 250 juta.
Baca juga: Stadion Sidolig, Saksi Bisu Perjuangan Persib di Sepak Bola Nasional
Umuh mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan nominal uang yang dibayarkan PT LIB kepada klub. Hanya, Umuh meminta agar operator kompetisi itu transparan terkait keuangannya.
"Misalnya kalau sudah bangkrut ya tidak ada masalah, asal benar-benar uangnya memang tidak ada atau belum diterima PT LIB dari sponsor. Namun, kalau sudah menerima uang segera diberikan kepada klub," kata Umuh.
Menurut sosok berusia 71 tahun itu, kalaupun ada perubahan nominal uang subsidi yang akan diberikan kepada klub, Umuh meminta PT LIB bisa menjelaskan secara rinci terkait alasan-alasannya.
"LIB itu seharusnya terbuka. Misalnya, baru menerima uang sekian. Transparan dari sponsor ataupun yang bersangkutan yang sudah punya janji dari TV atau mana. Sudah berapa yang diterima, gitu kan," tutur Umuh.
"Jadi, jangan ada yang disembunyikan. Terbuka saja, nanti kalau uang di perusahaan berapa, yang sudah janji diberikan berapa, disesuaikan dengan keadaan," kata dia.
Baca juga: Hubungan antara Persib Bandung dan Angka 7 di Kompetisi Era Liga 1
Lebih lanjut, Umuh juga mengkritik sikap PT LIB yang terkesan mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan pertimbangan dari klub.
Menurut Umuh, seharusnya, sebelum memutuskan, PT LIB harus bertanya dan berdiskusi terlebih dahulu kepada klub sebagai pihak penerima.
"LIB juga jangan main ambil keputusan sendiri, harus persetujuan semua. Kecuali kalau benar uangnya tidak ada. Jadi, jangan main potong dan dipotong, itu tidak boleh," ucap dia.
"Jangan sampai ada kecurigaan seperti itu. Agar tetap kondusif, semuanya enak. Jadi, terima uang berapa dan dikemanain, gitu aja," kata dia.
Baca juga: Menjaga Komunikasi, Cara Persib Membuat Efektif Latihan mandiri
Terkait rencana pemotongan subsidi, sejumlah klub seperti Bhayangkara FC dan PSIS Semarang dengan tegas menolak rencana tersebut.
Adapun PSSI melalui surat bernomor 1098/UDN/135/V-2020 juga menyatakan penolakannya terhadap rencana tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.