Tunggal Putra India Ini Incar Gelar All England Setelah Kalahkan Momota

KOMPAS.com - Sameer Verma menjadi salah satu pemain andalan tim bulu tangkis India pada turnamen All England Open 2019. Saat ini, Sameer Verma bertengger di peringkat ke-13 dunia untuk sektor tunggal putra.

Pebulu tangkis berusia 24 tahun itu pun pernah meraih beberapa gelar pada tahun 2018, di antaranya Swiss Open, Hyderabad Open, dan Syed Modi International. Deretan gelar tahun lalu itu sempat mengantarkan dirinya melesat ke peringkat ke-11 dunia pada akhir Januari 2019.

Baca Juga: BTN CLS Knights Kunci Tiket Play-off ABL dengan 3 Laga Tersisa

Berbekal raihan gelar serta pengalaman tersebut, Verma mengaku semakin bersemangat dan berambisi untuk meraih gelar lebih banyak. Dikutip BolaSport.com dari Times of India, Verma mengungkapkan bahwa prioritas utamanya saat ini ialah All England Open 2019.

Kepercayaan dirinya untuk meraih gelar pada turnamen prestisius tersebut muncul ketika ia mengingat momen kemenangan atas Kento Momota (Jepang) pada perempat final Swiss Open 2018.

"Saya pernah mengalahkannya (Kento Momota) pada Swiss Open," kata Verma.

"Saya harus memenangkan turnamen besar dan saya ingin turnamen itu adalah All England Open," ucap Verma lagi.

Lebih lanjut, Verma juga mengaku bahwa ia ingin menembus posisi 10 besar dunia. Ambisi ini sebenarnya telah muncul dan hampir diraih oleh Verma pada akhir tahun lalu.

Baca Juga: Perang Saudara Ganda Campuran Indonesia pada All England 2019

Namun, saat melakoni babak semifinal BWF World Tour Finals 2018, Verma dikalahkan Shi Yuqi (China) dengan skor 21-12, 20-22, 17-21. Dia pun gagal menembus 10 besar dunia.

"Jika saya menang pada World Tour Finals atau mencapai babak final, saya mungkin telah menembus 10 besar dunia," kata Verma.

"Kekalahan dari Shi Yuqi masih terlintas di pikiran saya. Namun, saya tak mau berlarut-larut. Saya bisa menembus 10 atau 8 besar dunia jika saya menjaga kebugaran fisik dan terhindar dari cedera," ucap dia lagi.

All England Open 2019 dihelat pada pekan ini (6-10 Maret) di Arena Birmingham, London, Inggris. Turnamen tertua di dunia itu menyediakan total hadiah mencapai Rp 14 miliar. (Nestri Yuniardi)