LAMONGAN, KOMPAS.com – Kekecewaan tidak bisa ditutupi dari raut wajah pelatih Dragan Djukanovic setelah tim asuhannya Pusamania Borneo FC dikalahkan Persela Lamongan dengan skor 1-3 dalam pertandingan di Stadion Surajaya, Lamongan, Sabtu (8/7/2017) sore.
Pelatih berusia 47 tahun ini mengibaratkan pertandingan Borneo kontra Persela seperti harimau menghadapi tikus. Dia melihat anak didiknya tidak berdaya menghadapi semangat juang para pemain Persela yang selama 80 menit tidak diperkuat oleh satu pun pemain asing.
“Persela bermain penuh semangat, bahkan sampai 150 persen. Memang itu kuncinya. Selain semangat, kami harusnya juga disiplin dalam menjalani pertandingan. Nyatanya tidak. Ini seperti harimau menghadapi tikus saja. Persela bermain cepat dan kolektif,” tutur Djukanovic.
“Kami tidak puas dengan cara kami kalah. Para pemain bermain di bawah rata-rata dan membuat kami susah menang. Para pemain juga bermain seperti tidak tahu apa yang saya instruksikan,” kata Dragan Djukanovic.
Padahal sebelum pertandingan, Dragan cukup optimistis anak didiknya akan mampu melanjutkan tren positif di kandang. Mereka datang ke Lamongan dengan modal kemenangan 3-0 atas Madura United.
“Kami bermain bagus di home, tetapi sangat buruk saat away. Ini yang menjadi catatan saya. Semua pemain seperti bermain tidak seperti biasanya,” ujar Djukanovic.
Baca juga: Di SEA Games 2017, Indonesia Satu Grup dengan Thailand dan Vietnam
Ia pun enggan berkomentar banyak saat ditanya mengenai penampilan Shane Smeltz dalam laga tersebut. Sebagaimana diketahui, Smeltz baru saja kembali setelah memperkuat Selandia Baru di Piala Konfederasi 2017.
“Saya tidak mau komentar soal pemain sebab sepak bola adalah permainan tim. Baik kalah atau menang, itu semua karena tim," tutur Djukanovic.
"Saya tidak mau menonjolkan satu-dua pemain, semua harus main kompak. Kalaupun ada yang kurang dengan pemain, biasanya langsung saya bicarakan dengan pemain itu,” ucap dia.
Hal serupa diutarakan kapten Ponaryo Astaman. Ia menganggap Persela layak keluar sebagai pemenang lantaran bermain lebih kompak dan penuh semangat. Hal itu membuat Borneo FC gagal mengembangkan permainan terbaik.
“Sama seperti ucapan pelatih, Persela bermain lebih ngotot, memiliki daya juang tinggi, dan penuh determinasi. Itu yang membuat kami kesulitan berkembang. Selamat buat Persela yang telah memenangi pertandingan,” ujar Ponaryo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.