BANDUNG, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Purwakarta fokus mengembangkan pencetakan bibit pemain sepak bola. Bahkan, Purwakarta menargetkan bisa melebihi Diklat Salatiga.
Seperti diketahui, Diklat Salatiga pernah mencetak banyak pemain profesional di Indonesia. Sebut saja, Bambang Pamungkas, Kurniawan Dwi Yulianto, Bayu Pradana, dan Ravi Murdianto. Mereka dibesarkan Diklat Salatiga yang kini dilebur menjadi PPLP Jawa Tengah.
Berkaca dari hal tersebut, Pemerintah Purwakarta lantas menargetkan daerahnya punya wadah pembinaan yang bisa menelurkan pemain muda potensial.
“(Kami) Tidak ingin menyaingi Salatiga, tetapi melebihi Salatiga,” ujar Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi di Purwakarta, Selasa (17/1/2017).
Dedi optimistis bisa mencapainya karena memiliki modal. Pertama, Purwakarta berpengalaman melakukan pembinaan SSB ASAD 313 Jaya Perkasa. Kedua, Purwakarta tengah membangun Stadion sepak bola berkapasitas 35.000 penonton.
“SSB Jaya Perkasa memiliki prestasi bagus di kancah nasional maupun internasional,” ujar Dedi.
Dari catatan Kompas.com, SSB ASAD 313 Jaya Perkasa berhasil menahan imbang PSSI U-15. Tahun ini, ASAD memastikan diri lolos ke babak 32 besar Mediteranian International Cup (MIC) 2016. Tiga personel ASAD pun dilirik klub Eropa, namun tawaran itu tidak diterima.
Nama ASAD 313 Jaya Perkasa Purwakarta dikenal dunia saat masuk ke perempat final dunia Danone Nation Cup (DNC) 2014 di Brasil. Dalam turnamen tersebut, ASAD berhasil menyingkirkan juara bertahan saat itu.
Anak-anak ASAD juga mendapat pendidikan khusus di sekolah regulernya. Mereka disatukelaskan dan mendapatkan kurikulum khusus yang lebih ringkas, yakni bahasa Inggris, sepak bola, dan agama.
“Saya yakin anak-anak Jaya Perkasa bisa jadi juara di U-15. Ke depan, mereka bisa jadi juara Asia,” tuturnya.
Untuk mendukung pembinaan tersebut, Pemerintah Purwakarta membangun stadion berkapasitas 35.000 penonton. Stadion yang dinamai Jaya Perkasa itu dilengkapi beberapa sarana olahraga seperti basket, renang, anggar, futsal, tenis, dan lapangan tembak.
Ketika ditanya tentang klub sepak bola, Dedi mengatakan targetnya bukan itu. Dia menilai Purwakarta tidak memiliki kekuatan modal.
“Siapa yang mau jadi sponsornya? Kami fokus di pembibitan pemain sepak bola saja,” ucapnya.
Kendati demikian, Dedi mempersilakan apabila ada klub yang ingin menjadikan daerahnya sebagai markas tim. Hal itu pernah terjadi saat Pelita Jaya bermarkas di Stadion Purnawarman, beberapa tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.