KOMPAS.com
- Hujan mengguyur bandar udara Manchester saat pesawat Emirates dengan nomor penerbangan EK017 mendarat di kota yang terkenal dengan keberadaan dua klub elite Premier League, Manchester United dan Manchester City tersebut pada Rabu (6/5/2015). Suhu udara 10 derajat celcius membuat saya dan rombongan Standar Chartered Trophy 2015 tak menyadari bahwa kami menginjakkan kaki di kota tersebut pada pukul 12.08 siang hari.Ketika kaki melangkah keluar dari pintu pesawat, angin yang menyentuh kulit seolah-olah menusuk hingga tulang. Saya pun langsung menyadari ada yang salah dalam persiapanku menuju kota tersebut karena hanya bermodalkan jaket kain. Apa boleh buat, saya harus menerima risiko karena menyelepekan nasehat untuk mengenakan pakaian tebal mengingat Inggris dan Eropa pada umumnya baru akan memasuki musim panas.
Namun saya tak terlalu peduli dengan kondisi tersebut meskipun tubuh menggigil dan gigi gemeretak akibat kedinginan. Rasa penat setelah melakukan perjalanan selama tujuh jam dari Dubai, yang lebih cepat tiga jam dari Inggris, seolah hilang karena kegembiraan bisa mewujudkan impian menjejakkan kaki di Inggris. Bagiku, tubuh ini hanya terkejut dengan perubahan suhu dari sekitar 32 derajat celcius di Jakarta dan Dubai menjadi hanya sekitar 10 derajat celcius.
Tak seperti yang ada dalam bayanganku, kesibukan di bandara Manchester tak sehiruk-pikuk di Soekarno-Hatta ataupun di Dubai, yang waktu tempuhnya dari Indonesia sekitar delapan jam dan lebih lambat tiga jam dari Waktu Indonesia Barat. Semua urusan sangat lancar karena antrean tak panjang, begitupun saat mengambil bagasi.
Saya bersama rombongan menumpang bus yang telah disediakan panitia turnamen. Kami tak sendirian, karena digabung dengan beberapa negara peserta event tersebut seperti Kenya, Malaysia, dan Sri Lanka.
Perjalanan ke Liverpool menghabiskan waktu sekitar satu jam. Situasi lalu lintas yang lancar meskipun terus diguyur hujan, membuat bus meluncur tanpa halangan. Pemandangannya pun sangat menyejukkan, karena tampak pohon dan rumput nan hijau membentang di sisi kiri dan kanan, membuat mataku, yang selama ini hanya melihat deretan bangunan di Jakarta, sangat dimanjakan sehingga tak lelah menikmatinya, meskipun sudah cukup mengantuk akibat kurang tidur selama hampir 15 jam terbang dari Jakarta.
Namun, rasa penasaran dan gairah untuk segera menjelajahi Liverpool One, membuat saya dan rekan-rekan dari Indonesia tak membuang waktu untuk segera menikmatinya. Kami pun berjalan kaki ke wilayah tersebut (Liverpool One) hanya sekadar melihat deretan toko dan mal. Nyaris tak ada kendaraan melintas di wilayah ini yang ditata secara grid dan dikitari jalanan yang lebar, membuat orang tak pernah khawatir terlibat kecelakaan. Hanya satu atau dua sepeda yang melintas, selama kami menjajakinya selama hampir satu jam, sebelum harus kembali ke hotel untuk mempersiapkan diri menghadiri acara undian pertandingan turnamen Standar Chartered Trophy 2015 pada pukul 19.30.
Namun, karena tugas utama menanti pada keesokan harinya karena harus meliput pertandingan plus tur Anfield dan Museum Livepool, ditambah tubuh yang semakin letih lantaran belum menjalani istirahat yang "wajar", saya tak mau memaksakan diri untuk kembali "berpetualang". Saya memilih untuk segera membersihkan diri dengan air hangat dan istirahat, usai ikut menyaksikan siaran langsung laga sepak bola di Camp Nou tersebut, yang berakhir dengan skor 3-0 untuk Barca.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.