Wawancara Eksklusif Edgar Davids: Dari "Pitbull" hingga Conte

Pihak promotor, Nine Sport, mengadakan konferensi pers di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (25/6/2014), untuk mengumumkan kedatangan Juventus nanti.

Kompas.com mendapat kesempatan wawancara langsung dengan Davids. Selain bersama Davids, ada juga wawancara khusus dengan Head of Global Partnerships Juventus, Nicola Verdun.

Juventus direncanakan bakal menggelar pertandingan melawan Indonesia Super League (ISL) All Star di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, 6 Agustus mendatang.

Berikut ini adalah wawancara Kompas.com dengan Davids dan Verdun:

Kompas.com (K): Anda sudah pensiun sebagai pemain. Namun, semasa menjadi pesepak bola, Anda terkenal memiliki julukan "Pitbull". Siapa yang kali pertama menjuluki Anda dengan sebutan itu?
Davids (D): (Tertawa) Louis van Gaal orangnya. Dia yang menyebut saya dengan julukan itu. Mungkin, dia melihat saya sebagai sosok pemain tak kenal lelah ketika bertanding. Saya cukup tersanjung mendapat penilaian baik di mata Van Gaal.

K: Sebagai mantan pemain Juventus, kira-kira bagaimana peluang klub ini untuk menjadi juara pada musim depan?
D: Saya rasa Juventus masih akan menjadi klub terkuat di Italia. Paling tidak, Juventus bisa meraih dua gelar pada musim depan. Serie-A bisa kembali dipertahankan. Coppa Italia paling realistis direbut ketimbang Liga Champions. Sebab, kompetisi Liga Champions sangat ketat. Bila saya memilih, saya akan lebih suka menjadi juara Serie-A dan Liga Champions.

K: Antonio Conte disebut-sebut tidak akan bertahan lama sebagai pelatih Juventus. Bagaimana Anda melihat mengenai masa depan Conte di Juventus?
D: Setahu saya, pihak manajemen Juventus menargetkan dua gelar pada musim depan. Saya pikir, itu akan menjadi tantangan bagi Conte. Skuad Juventus cukup kuat untuk bersaing merebut dua gelar tersebut. Jadi, masa depan Conte mungkin saja tergantung prestasi yang didapat pada musim depan.

K: Antonio Conte diberitakan akan mengubah formasi 3-5-2 menjadi 4-3-3 pada musim depan. Menurut Anda, bisakah Juventus memainkan formasi baru tersebut?
D: Semua itu tergantung dari komposisi pemain yang dimiliki. Saat ini, mungkin opsi terbaik adalah tetap bermain dengan formasi 3-5-2. Juventus belum memiliki penyerang sayap mumpuni dalam sistem 4-3-3. Lagi pula, strategi tersebut cukup riskan di lini belakang. Saya lebih memilih 3-5-2 karena strategi itu lebih baik dalam bertahan. Juventus memiliki tiga bek tangguh dan bisa dibantu dua pemain sayap saat bertahan.