Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zico Ingatkan Ancaman dari Uruguay

Kompas.com - 12/05/2014, 10:56 WIB


RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com
— Mantan pemain tim nasional Brasil, Zico, memperingatkan timnas Brasil akan ancaman Uruguay jika kedua tim itu berhasil sampai ke final Piala Dunia 2014. Zico mengungkit kenangan Maracanazo, ”tamparan Maracana”, saat Brasil kalah dari Uruguay di final Piala Dunia 1950.

"Saya lebih suka Brasil bertemu Argentina di final, bukan Uruguay. Saya pikir Uruguay menjadi satu-satunya tim yang dapat menggoyang Brasil secara psikologis," kata Zico saat diwawancarai harian Estado se Sao Paulo, Senin (5/5/2014).

Menurut Zico, jika Brasil bertemu Uruguay sekali lagi di final yang digelar di Stadion Maracana, tekanan bagi tuan rumah bakal sangat besar karena semua orang akan membicarakan kenangan 1950. Timnas Brasil akan terbebani kewajiban untuk menang dan justru dapat menjadi bumerang bagi mereka.

Zico berharap Luis Suarez dan kawan-kawan tidak lolos dari fase grup sehingga beban Brasil akan lebih ringan. Pada babak penyisihan, Uruguay akan berada di Grup D bersama Kosta Rika, Inggris, dan Italia.

Maracanazo

Pada Piala Dunia 1950, timnas Brasil sangat dijagokan menjadi juara dunia, seperti saat ini. Brasil tidak terkalahkan pada grup final yang menggunakan sistem round robin. Juara setiap grup dan tuan rumah disatukan dalam satu grup dan semua saling berhadapan. Pemuncak grup final itu akan menjadi juara dunia.

Sebelum laga terakhir melawan Uruguay, Brasil selalu menang besar saat melawan Swedia dan Spanyol. Brasil hanya membutuhkan hasil imbang untuk menjadi juara dunia.

Beberapa jam sebelum laga final, warga Brasil menggelar karnaval dan pawai kemenangan. Koran O Mundo juga memuat foto anggota timnas Brasil dengan keterangan ”Inilah Juara Dunia”.

Brasil sempat unggul 1-0 di babak awal kedua. Namun, tim Uruguay yang dikapteni Obdulio Varela mampu menyamakan kedudukan dan mencetak gol kedua sehingga Brasil kalah dengan skor 1-2 dan Uruguay menjadi juara dunia.

Sejak saat itu, kekalahan memalukan di Stadion Maracana tersebut dikenang sebagai Maracazo. Maracanazo juga sering disebut untuk menggambarkan tim besar yang dikalahkan oleh tim kecil.

Argentina dan Italia

Menurut mantan pelatih timnas Jepang itu, beban psikologis tim Brasil justru akan lebih ringan jika berhadapan dengan Argentina di final. Namun, Argentina tetap tidak boleh diremehkan karena mereka memperoleh dua gelar juara Piala Dunia di Benua Amerika.

Argentina merebut trofi Piala Dunia untuk pertama kalinya pada 1978 di negaranya sendiri. Piala Dunia kedua direbut Maradona dan rekan-rekan di Meksiko pada 1986.

Zico mengatakan, Lionel Messi adalah kunci permainan Argentina. Messi dinilai harus membuat Argentina merebut gelar juara dunia agar layak menjadi pemain terbaik dunia.

Peluang Argentina menjadi juara sangat bergantung pada kemampuan mereka menonjolkan kekuatan Messi.

”Hal itu bukan berarti tim Argentina bergantung kepada Messi, melainkan mereka harus lebih menonjolkan kemampuannya (Messi) dibandingkan dengan sebelumnya,” kata Zico.

Bintang Brasil pada Piala Dunia 1982 itu juga menyebut semua tim Eropa akan kesulitan di Brasil, kecuali Italia. ”Tim Italia selalu bertransformasi saat berada di kompetisi resmi.”

Zico menilai, timnas Spanyol tidak mempunyai kemampuan mencetak gol yang besar, sedangkan gaya tim Belanda tidak disukainya. (AFP/ECA)

Sumber: Kompas Cetak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com