JAKARTA, KOMPAS.com - Memastikan anak jalanan memiliki masa depan yang cemerlang, tentu bukan cara memberikan mereka uang di jalanan. Karena dengan memberikan uang, sama saja menjebak anak-anak itu untuk terus hidup di jalan.
Pesan itulah yang ingin disampaikan yayasan Transmuda Energy Nusantara (TEN), yang mengadakan seleksi bagi ratusan anak jalanan untuk masuk tim Garuda Baru, yang nantinya akan mewakili Indonesia di ajang Street Child World Cup (SCWC) 2014.
"Kami ingin memberikan kesempatan, bukan dengan memberikan uang karena itu sama saja menjebak anak-anak dalam profesi sebagai pekerja di jalan," kata ketua yayasan TEN, Mahir Bayasut, saat ditemui di sela-sela proses seleksi tim Garuda Baru untuk wilayah Jakarta, di lapangan sepak bola Pertamina, Simprug, Jakarta, Sabtu (1/2/2014).
Proses seleksi tim Garuda Baru dilakukan di tujuh kota, dan Jakarta menjadi kota terakhir. Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilakukan di Medan dan Makassar (11 Januari 2014), Surabaya dan Palembang (18 Januari), serta Bandung dan Yogyakarta (25 Januari).
Khusus untuk Jakarta, diikuti sekitar 120 anak jalanan.
"Peserta yang hadir cukup antusias, ada 300 peserta dari tujuh provinsi. Mereka punya semangat dan perjuangan sama. Paling banyak pesertanya dari Jawa Timur, karena selain dari Surabaya, juga ada yang dari Malang dan Blitar," jelas Mahir.
Dari seleksi yang diikuti ratusan anak jalanan di tujuh kota tersebut, nantinya akan didapatkan 60 anak, masing-masing 30 putra dan 30 putri. Anak-anak tersebut akan mengikuti pemusatan latihan, yang tidak hanya berisikan materi tentang dunia sepak bola, tetapi juga materi akademis, nasionalisme, kepemimpinan, kesenian, dan bahasa.
Dan nantinya, akan dipilih 10 putra dan 10 putri, yang akan dikirim ke ajang SCWC 2014 yang akan dilaksanakan pada 27 Maret, di Rio de Janeiro, Brasil. Ajang ini akan diikuti oleh 20 negara untuk kategori putra, dan 8 negara untuk kategori putri.
Menurut Mahir, pihaknya tidak ingin kegiatan ini hanya menjadi acara seremonial semata. Ia berencana, para anak-anak jalanan yang telah terkumpul, tidak kembali lagi ke jalanan, usai acara selesai.
"Akan dikasih beasiswa, atau kerjasama dengan klub sepak bola. Yang berbakat di bidang musik akan diberi pelatihan untuk jadi musisi. Begitu juga yang ingin berwirausaha dikasih fasilitas," tuturnya.
"Kami juga ingin mengajak masyarakat ikut serta dalam memberikan mereka kesempatan. Anak-anak jalanan ini jangan dipandang sebelah mata dan dipinggirkan, mereka punya hak yag sama untuk membuktikan layak dan bisa tampil dalam pentas dunia."
"Kami yang bisa bersyukur dilahirkan di keluarga mampu, dapat pendidikan layak, harus miris melihat adik-adik ini di jalan. Mereka tidak bisa memilih untuk tidak lahir di jalan, namun bukan berarti mereka seharusnya di jalan, karena seharusnya mereka ada di sekolah dan tempat yang layak sesuai umur mereka," tambah Mahir.
Salah seorang peserta, Mario (15), sangat merasa senang dengan kesempatan yang ia dapat tersebut. Ia berharap, bisa berangkat ke Brasil.
"Pengen jalan-jalan ke Brasil, dan ini kan pembuktian buat anak jalanan," ucapnya.
Begitu pula dengan Jesika (13), yang senang karena bisa punya kesempatan bersekolah lagi.
"Akhirnya bisa sekolah lagi. Selama ini belajarnya bukan di sekolah," kata anak jalanan asal Bekasi ini.
Anak-anak jalanan yang mengikuti seleksi Garuda Baru adalah mereka yang putus sekolah di jalur pendidikan formal, berusia antara 13 hingga 16 tahun, dan sudah atau pernah hidup dan bekerja di jalanan minimal selama enam bulan. Kemudian, mendapatkan rekomendasi dari sebuah lembaga dan mendapat persetujuan orangtua atau wali.
Selama proses seleksi, yayasan TEN melakukan kerja sama dengan sejumlah organisasi dan yayasan yang konsen pada isu anak jalanan, seperti Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro (Yogyakarta), Sanggar Alang-alang dan Sekolah Sepak Bola Surabaya (Surabaya), Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (Medan), yayasan BAHTERA (Bandung), yayasan Bina Anak Mandiri Indonesia (Makassar), yayasan Pondok Seni Budaya (Palembang), dan yayasan Sahabat Anak (Jakarta).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.