Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timnas Hak Pemain

Kompas.com - 09/02/2013, 03:15 WIB

Jakarta, Kompas - Klub sepak bola tidak bisa secara semena-mena menahan pemain untuk bergabung dengan tim nasional. Setiap pemain punya hak yang harus dihargai sesuai dengan kesepakatan kontrak yang telah disepakati antara pemain dan klub.

”Jadi, kalau ada klub yang menahan pemainnya untuk bergabung di tim nasional, ini sudah merupakan pelanggaran kesepakatan kontrak. Secara hukum bisa dipermasalahkan dan klub bisa saja dijatuhi sanksi,” kata anggota Komisi X DPR, Dedi Gumelar, di Jakarta, Jumat (8/2).

Dalam surat kontrak beberapa pemain yang dibaca Kompas, setiap klub memiliki kewajiban melepas pemain yang secara resmi dipanggil timnas. Namun, faktanya tak sedikit klub yang melarang pemain bergabung dengan timnas sebagai bentuk protes atas kepengurusan PSSI.

Menurut Dedi, daripada mengambil alih timnas, pemerintah lebih baik menindak tegas klub yang tidak mau melepas pemain untuk timnas.

”Menpora tidak perlu takut untuk bertindak karena semua sudah diatur dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional. Kami, sebagai mitra dari Menpora sudah mendesak untuk segera menyelesaikan. Tahu dan memahami saja tidak cukup, perlu ada langkah tegas dan keberanian politik,” kata Dedi.

Dedi menilai, selama ini pemerintah seakan melakukan pembiaran. Hal itu pula yang diyakininya membuat permasalahan sepak bola Indonesia terus bergulir. Terkait dengan hal ini, Komisi X akan memanggil Menpora, PSSI, dan klub.

Soal tunggakan gaji pemain oleh klub, Dedi menilai, perilaku itu tidak berperikemanusiaan. PSSI dan Kemenpora harus menekan klub hingga lunas semua tunggakan. Bahkan, klub harus dibubarkan jika tak mampu melunasi tunggakan.

Tim SEA Games

Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), kemarin, meminta pelatih Arema Indonesia Rahmad Darmawan dan Aji Santoso untuk memimpin tim nasional SEA Games.

Namun, Satlak belum mengeluarkan surat keputusan mengenai siapa yang akan menjadi pelatih kepala dan asistennya. ”Belum (ada kepastian soal jabatan). Hal-hal yang lain akan dibahas lebih detail karena SK-nya juga belum turun,” kata Rahmad.

Mantan Pelatih Sriwijaya dan Persipura Jayapura ini mengatakan, pada prinsipnya dia menerima permintaan ini karena diperkenankan memilih pemain baik dari Liga Super Indonesia (ISL) maupun Liga Primer Indonesia (IPL).

Aji tidak mempermasalahkan keputusan Satlak Prima. ”Rahmad senior saya, tidak ada masalah antara kami. Secara pribadi saya juga tidak ada masalah dengan pihak mana pun. Kami sama-sama orang sepak bola,” ujarnya.

Sementara itu, kericuhan mewarnai laga lanjutan ISL antara Persegres Gresik versus Mitra Kukar yang dimenangkan Mitra 1-3. Pemain kedua tim saling adu pukul, dan penonton melemparkan botol minuman kemasan ke lapangan. Penjaga gawang Mitra, Syamsidar, dan pemain Persegres, Risky Noviansyah, diganjar kartu merah. (ACI/OTW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com