TOKYO, KOMPAS.com — FIFA masih memberi kesempatan kepada PSSI untuk menyelesaikan masalah dualisme organisasi persepakbolaan di Indonesia dengan munculnya KPSI dan kompetisi tandingan.
Dalam rapat executive committee (exco) FIFA di Tokyo, Jepang, Jumat (14/12/2012), FIFA tak menjatuhkan sanksi kepada PSSI dan menyerahkan kembali penyelesaian masalah tersebut kepada organisasi sepak bola Asia, AFC.
Menurut laporan koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo, dari Tokyo, PSSI diberi deadline atau batas waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut pada 30 Maret 2013 saat rapat exco FIFA.
Induk sepak bola Indonesia menghadapi dualisme, yakni antara PSSI dan KPSI. Masing-masing menggelar kompetisi dan memiliki organisasi.
Terkait dualisme tersebut, tim Task Force FIFA/AFC telah memerintahkan pihak-pihak yang bertikai untuk membentuk tim Joint Committee (JC) dan kemudian dituangkan dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding) di Kuala Lumpur pada 7 Juni lalu.
MoU ditandatangani tiga pihak: Djohar Arifin selaku Ketua Umum PSSI, Joko Driyono selaku CEO PT Liga Indonesia yang mengelola kompetisi Indonesia Super League (ISL), dan La Nyalla Mattalitti dari KPSI.
Namun, JC tidak berjalan sesuai rencana dan masing-masing organisasi terus berjalan sendiri-sendiri. PSSI bahkan akhirnya memutuskan untuk membatalkan MoU tersebut dengan alasan kembali ke statuta FIFA.
FIFA sebelumnya memberi batas waktu bagi PSSI untuk menyelesaikan masalah dualisme tersebut pada 10 Desember lalu dan jika tidak selesai, PSSI terancam mendapat sanksi dari FIFA. Namun, dalam rapat exco hari ini, FIFA tak memberikan sanksi dan memutuskan untuk memberi kesempatan lebih lama kepada PSSI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.