Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Siapa Pertikaian Sepak Bola Itu?

Kompas.com - 02/12/2012, 07:53 WIB

KULA LUMPUR, KOMPAS. com - Belum juga ada cerita indah sepak bola Indonesia. Untuk kesekian kalinya, tim "Garuda" gagal di Piala AFF. Pada laga terakhir dan menentukan lawan Malaysia, Sabtu (1/12/2012), Indonesia dipukul musuh bebuyutannya, Malaysia, dengan skor 0-2. Hasil yang memulangkan Indonesia.

Harapan ratusan juta rakyat agar timnas Indonesia bisa berprestasi di ajang AFF 2012, kembali lenyap, seolah ikut ditelan air hujan yang mengguyur Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Timnas yang hanya butuh hasil imbang untuk memastikan tiket semifinal, justru kalah.

Mahali Jasuli menjadi aktor utama kemenangan Malaysia. Bek yang baru berusia 23 tahun itu melepaskan crossing terukur kepada Azamuddin Akil di kotak penalti yang kemudian disambar tembakan voli mendatar yang gagal ditepis kiper Wahyu Tri Nugroho. Berselang empat menit kemudian, Mahali berhasil menaklukkan Wahyu lewat sepakan keras dari sudut sempit.  

Irfan Bachdim dan kawan-kawan berusaha bangkit tetapi akhirnya gagal. Lagi-lagi, Malaysia yang mengubur impian kita sebagaimana yang terjadi di final Piala AFF 2010 dan SEA Games 2011.
Meski begitu, tidak elok jika para pemain, pelatih, dan stafnya dipersalahkan karena kegagalan ini. Justru sebaliknya, mereka pantas diacungi jempol karena sudah menunjukkan permainan terbaik dan usaha maksimal.

Apalagi, ini pertama kalinya timnas Indonesia tampil di ajang internasional dengan kondisi penuh masalah. Herannya, yang bermasalah justru para pengurus yang terlibat dalam perselisihan antara  Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Imbas konflik dua lembaga yang sama-sama mengaku berhak mengurus sepak bola itu, jelas ke mana-mana. Dari menurunnya dukungan publik, hingga persiapan tim yang terkesan berantakan karena dibangun di atas "konflik".

Masih lekat di ingatan, pelatih Nilmaizar dipusingkan memanggil pemain terbaik yang ada di Tanah Air ini karena larangan mayoritas klub Indonesia Super League (ISL) melepas pemainnya. Belum lagi,  beberapa pemain memutuskan meninggalkan pelatnas di tengah-tengah pelatnas serta kacau-balaunya PSSI dalam membentuk jadwal uji coba.

Nilmaizar pun sadar betul bahwa proses juara untuk sebuah tim dibutuhkan suasana kondusif. "Proses untuk juara adalah kondisi tim harus bagus, cara melatih harus bagus, penjagaan kondisi pemain harus bagus, istirahat, gizi, dan sebagainya itu harus bagus. Jadi hasilnya baru akan bagus. Tapi, saat ini kita bermimpi juara, tetapi latihan saja pemain tidak pernah lengkap, lalu kondisi tim tidak kondusif (karena konflik)," beber Nilmaizar dalam wawancara dengan Kompas.com beberapa waktu lalu.

Nilmaizar tak menyerah. Mantan pelatih Semen Padang tersebut itu tetap berusaha keras sekuat tenaga membentuk timnas yang tangguh, sekalipun diisi pemain-pemain yang minim jam terbang internasional. Para pemain berusaha tetap profesional dan tak terpengaruh oleh konflik dan intrik di tingkat kepengurusan.

Timnas dengan semangat juang tinggi berusaha tampil maksimal dalam setiap pertandingan. Sejarah pun sempat dibukukan takkala menaklukkan Singapura 1-0 yang menjadi kemenangan perdana  Indonesia atas Singapura dalam 14 tahun terakhir. Ya, itu menjadi kemenangan terakhir karena timnas akhirnya takluk dari Malaysia pada partai penentuan.

Tak bisa dipungkiri, penampilan Indonesia jauh dari kata memuaskan. Tapi, sikap ksatria Nilmaizar menyikapi kegagalan ini patut dicontoh oleh pihak yang bertikai.

"Inilah sepak bola. Saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa tentang kekalahan ini. Saya yang akan tanggung jawab. Yang terpenting saya selama delapan bulan cukup bagus bisa melatih tim ini. Buat saya, anak-anak sudah tampil maksimal dengan potensinya masing-masing. Sudah berjuang sampai menit-menit terakhir. Tapi, itulah sepak bola. Mudah-mudahan dengan potensi yang ada sekarang, ke depannya bisa segera baik," kata Nilmaizar.

Hasil ini seharusnya menjadi momentum bagi pihak yang bertikai berdamai untuk meletakkan segala kepentingan kelompok atau politis, demi sepak bola nasional. Sudah  saatnya bersatu untuk fokus membentuk pembinaan usia muda dan menciptakan kompetisi yang bersih karena sejatinya mustahil prestasi diciptakan dengan cara instan.

Wejangan dari Pelatih Real Madrid, Jose Mourinho, mungkin perlu direnungkan oleh kedua belah pihak yang bertikai. "Sisi negatif sepak bola adalah sisi negatif masyarakatnya. Orang per orang membawa masuk pengaruh negatifnya ke dalam sepak bola."

Sebenarnya teorinya sederhana. Mempertahankan pertikaian jelas akan menghancurkan sepak bola. Lalu, kenapa masih terus bertikai? Untuk siapa pertikaian itu? Untuk sepak bolakah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Skuad Guinea Saat Lawan Timnas U23 Indonesia

Daftar Skuad Guinea Saat Lawan Timnas U23 Indonesia

Liga Indonesia
Real Madrid Vs Bayern: Carvajal Kejar Gelar Ke-15 Liga Champions

Real Madrid Vs Bayern: Carvajal Kejar Gelar Ke-15 Liga Champions

Liga Champions
Dortmund Lolos ke Final Liga Champions, Satu Kata dari Edin Terzic

Dortmund Lolos ke Final Liga Champions, Satu Kata dari Edin Terzic

Liga Champions
Prediksi Skor Real Madrid Vs Bayern Muenchen Semifinal Liga Champions

Prediksi Skor Real Madrid Vs Bayern Muenchen Semifinal Liga Champions

Liga Champions
Sambut Final Liga Champions, Tekad Hummels Menang di Wembley

Sambut Final Liga Champions, Tekad Hummels Menang di Wembley

Liga Champions
Indonesia Vs Guinea: Ada Eks Barcelona, Banyak Jebolan Piala Afrika

Indonesia Vs Guinea: Ada Eks Barcelona, Banyak Jebolan Piala Afrika

Liga Indonesia
Hasil Liga Champions: Kesempatan Dortmund Tebus Kegagalan di Wembley

Hasil Liga Champions: Kesempatan Dortmund Tebus Kegagalan di Wembley

Liga Champions
Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Liga Champions
Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com