Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Indonesia Tuan Rumah AMCDRR ke-5

Kompas.com - 22/10/2012, 10:30 WIB

Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) merupakan konferensi tingkat menteri yang membahas isu-isu pengurangan risiko bencana dan diselenggarakan secara bergantian di antara negara-negara Asia. Konferensi yang telah diselenggarakan sejak 2005 ini memberikankesempatan yang baik untuk menegaskan kembali komitmen negara-negara anggota terhadap pelaksanaan Kerangka Aksi Hyogo atau Hyogo Framework for Action (HFA). HFA merupakan cetak biru secara global untuk pengurangan bencana risiko yang didesain dalam periode 2005-2015 dan diadopsi oleh 168 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB pada World Conference on Disaster Reduction di Kobe, Jepang pada 2005. Konferensi ini juga berfungsi sebagai forum untuk bertukar pengalaman tentang praktek sukses dan pendekatan inovatif dalam pelaksanaan HFA, khususnya 5 prioritas aksi di tingkat nasional dan lokal. Pertemuan tingkat menteri ini sebelumnya telah diselenggarakan di Beijing (2005), Kuala Lumpur (2008), Incheon (2010).

Pada penyelenggaraan AMCDRR ke-4 di Incheon, Indonesia menyatakan minat-nya untuk menjadi tuan rumah konferensi ke-5 pada tahun 2012. Sebagai negara yang telah mengalami banyak bencana berskala besar, Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana. Terjadinya Tsunami Aceh pada bulan Desember 2004 telah menjadi wakeup call bagi bangsa untuk memperkuat sistem nasional penanggulangan bencana, termasuk pelaksanaan pengurangan risiko bencana. Tonggak signifikan pada pengurangan risiko bencana telah dicapai dengan adanya pengakuan dari PBB. Hal tersebut ditandai dengan penganugerahan Global Champin for Disaster Risk Reduction yang diberikan oleh PBB kepada Presiden Republik Indonesia, Dr.Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara pembukaan Sidang ke-3 Global Platform for Disaster Reduction pada bulan Mei 2011 di Jenewa.

Memiliki banyak pengalaman dalam penanggulangan bencana, Indonesia sepenuhnya mengakui pentingnya memperkuat upaya pengurangan risiko bencana (PRB) di tingkat lokal. Dalam enam tahun terakhir, Indonesia telah mencapai tonggak yang signifikan terhadap pelaksanaan PRB di tingkat nasional dan saat ini pemerintah terus berkomitmen dan mendorong semua pemangku kepentingan yang relevan untuk berpartisipasi aktif dalam mempercepat pelaksanaan PRB di tingkat lokal. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia mengangkat "Penguatan Kapasitas Lokal untuk Pengurangan Risiko Bencana" sebagai tema umum dari AMCDRR ke-5 tahun ini.

Tema dan Sub-Tema AMCDRR Ke-5
Tema yang telah dipilih sejalan dengan tema yang dipromosikan pada Sesi ke-3 Global Platform for Disaster Reduction 2011 dan menggarisbawahi pentingnya investasi yang lebih besar dalam pelaksanaan PRB di tingkat lokal untuk masa depan yang lebih aman. Selain itu, mengenai investasi ini juga didiskusikan dalam Mid-Term Review (MTR) dari HFA 2005 – 2015, yang dirilis pada Maret 2011. MTR menunjukkan bahwa kemajuan dalam PRB terus berlangsung, terutama pembentukan kelembangaan, pembentukan sistem peringatan dini, dan penguatan dalam kesiapsiagaan dan respon darurat. Di sisi lain, belum terpenuhinya capaian HFA di tingkat lokal perlu mendapatkan perhatian dan dukungan bersama.

Merefleksikan perjanjian dan isu yang telah didiskusikan pada konferensi-konferensi sebelumnya, khususnya pada AMCDRR ke-3 dan 4 serta Sesi ke-3 Global Platform for Disaster Reduction, dan pengalaman Indonesia terhadap pentingnya implementasi PRB di tingkat lokal sebagai bagian dari strategi untuk membangun bangsa dalam menghadapi bencana, Indonesia mengusulkan sub-tema sebagai bagian dari tema umum AMCDRR ke-5tahun ini. Sub tema tersebut mencakup:

(1) Mengintegrasikan Strategi Pengurangan Risiko Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim di Tingkat Lokal ke Dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Inisiatif pengurangan risiko bencana berbasis masyarakarat merupakan keharusan terhadap upaya-upaya untuk mengurangi risiko dan dampak kerusakan dari bencana. Sementara kampanye internasional dalam pengurangan risiko menunjukkan bahwa pengurangan risiko bencana adalah urusan semua orang, khusus-nya pihak yang terkait dan menanggung konsekuensi dari bencana di tingkat masyarakat. Prioritas ketiga dari Hyogo Framework for Action(HFA) menyerukan "Mengembangkan atau memperkuat program manajemen risiko bencana berbasis komunitas". AMCDRR ke-3 di Kuala Lumpur mendorong, antara lain, upaya yang sedang berlangsung untuk membangun kapasitas lokal, penyediaan dukungan dana dan teknis bagi otoritas lokal dan organisasi berbasis komunitas yang bergerak dalam kegiatan PRB.

(2) Penilaian Risiko dan Pembiayaan di Tingkat Lokal
Identifikasi risiko melalui risiko penilaian dan pembiayaan merupakan dua dari lima pilar manajemen risiko bencana. Risiko penilaian di tingkat lokal sebagai kunci untuk memahami distribusi risiko dan memformulasikan kebijakan, strategi dan rencana terhadap langkah-langkah mitigasi. Sementara itu, risiko pembiayaan di tingkat lokal umumnya tidak diperhatikan. Di sisi lain, pemerintah dan masyarakat setempat sebetulnya yang menanggung biaya pasca bencana, serta mempromosikan pilihan risiko pembiayaan yang berbeda bagi masyarakat setempat dan pemerintah melalui pooling dan transfer risiko menjadi sangat penting dalam manajemen risiko bencana.

(3) Penguatan Tata Kelola Risiko dan Kemitraan di Tingkat Lokal.
Pelaksanaan pengurangan risiko bencana memerlukan tata kelola risiko yang kuat di tingkat lokal dan kemitraan multi-stakeholder. Seperti disebutkan sebelumnya, DRR memang urusan semua orang dan ini perlu disinergikan secara terpadu. Berbagai pelajaran dipelajari berulang kali menyoroti pentingnya koherensi dan koordinasi partisipatif untuk menjadi lebih baik dalam usaha menyelamatkan nyawa. Oleh karena itu, tata kelola risiko melalui partisipasi aktif semua pihak perlu diperkuat. Di samping itu, integrasi tata kelola risiko sebagai bagian dari strategi PRB dalam rencana pembangunan jangka panjang, kebijakan dan penganggaran di tingkat lokal juga sangat penting.

Mengenai penguatan tata kelola risiko di tingkat lokal dan kemitraan, Indonesia memiliki beberapa potensi seperti, sumber daya manusia dan pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki kapasitas dalam penanggulangan bencana, mulai dari analisis risiko, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Indonesia juga memiliki sistem dan mekanisme yang telah digunakan bersama-sama oleh multi-stakeholder yaitu manajemen bencana serta sistem pengembangan kapasitas. Sistem ini terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lokal dan karakteristik daerah. Kepemimpinan yang peduli pada isu-isu bencana, forum PRB, serta direktori pemangku kepentingan PRB juga menandai suatu kemajuan dalam upaya penguatan tata kelola risiko lokal dan kemitraan. Namun demikian, ada beberapa perbaikan yang harus dilakukan terutama di sektor membangun kesadaran dan pemahaman tentang manajemen bencana sistem yang terintegrasi antara organisasi pemerintah, non-pemerintah dan sektor swasta. Ada daerah yang perlu meningkatkan kapasitas, penggunaan standar kompetensi dan penerapan teknologi untuk manajemen bencana.

Pada tahun 2008, Pemerintah Indonesia bersama-sama dengan organisasi non-pemerintah dan sektor swasta telah membentuk Platform Nasional (Planas) yang diharapkan dapat mengkoordinasikan tiga sektor utama di Indonesia, khususnya di PRB. Beberapa daerah telah juga mengembangkan platform regional untuk PRB yang bertujuan untuk mensinergikan peran dan fungsi pemerintah dan elemen masyarakat lainnya dalam PRB. Fungsi koordinasi, sinergi dan partisipasi dari elemen-elemen dimasukkan ke dalam Platform Nasional dan Platform daerah akan diupayakan secara maksimal sehingga dapat diterapkan kebijakan yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional PRB dan Rencana Penanggulangan Bencana. Sampai saat ini, Indonesia memiliki 362 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kabupaten/kota dan 33 BPBD di tingkat provinsi. Selain platform nasional, Indonesia juga memiliki forum PRB di tingkat lokal, pusat studi manajemen bencana di universitas-universitas, dan banyak inisiatif dari organisasi sekolah, organisasi berbasis agama, organisasi masyarakat dan lainnya. Peluang ini didukung oleh kebijakan dan alokasi anggaran serta sumber lainnya.

Tujuan AMCDRR Tahun ini
Penyelenggaraan AMCDRR lebih memfokuskan pada strategi pengurangan risiko bencana dilihat dalam perspektif lokal. Adapun tujuan AMCDRR tahun ini pertama, mendorong komitmen politik dan investasi yang lebih besar untuk langkah-langkah pengurangan risiko bencana di tingkat lokal. Kedua, mengembangkan temuan dan rekomendasi yang dihasilkan pada Sesi-3 Global Platform for Disaster Reduction yang mengangkat tema “Invest today for a safer tomorrow – increase investment in local action”. Ketiga, membangun mekanisme praktis dan bersifat kolaborasi untuk membangun ketangguhan di tingkatlokal di antara negara-negara Asia Pasifik. Dan terakhir, mempromosikan pengetahuan dan praktek-praktek lokal dalam strategi pengurangan risiko bencana sebagai cara untuk meningkatkan kapasitas lokal dalam pengurangan risiko bencana. 

Sementara itu, pencapaian yang diharapkan dalam AMCDRR ini antara lain deklarasi terhadap komitmen yang disertai rencana aksi dan tindak lanjut strategi dalam rangka meningkatkan kapasitas lokal dalam pengurangan risiko bencana. Di sampingitu, kemitraan di tingkat regional sangat penting dalam memperkuat kapasitas lokal tersebut. Serta rekomendasi bersifat teknis dan politis untuk memperkuat kapasitas lokal di kawasan Asia Pasifik.

RangkaianAcara AMCDRR
Penyelenggaraan AMCDRR tahun ini terdiri atas rangkaian program yang dilakukan secara pararel. Program tersebut terdiri atas pre-conference, plenary, market place, field and cultural visits, film festival, media training, dan consultation mechanism.

Program yang baru dikenalkan pada penyelenggaraan AMCDRR adalah Asian Film Festival (AFIFES) on DRR for Asian Pacific Region. Festival film ini bertujuan untuk membangun kesadaran akan pentingnya ketangguhan dalam menghadapi bencana di tingkat masyarakat, di tengah tantangan bencana yang terus meningkat dan risiko akibat perubahan iklim. Film yang terpilih akan ditayangkan selama konferensi.

Pada program market place, panitia AMCDRR mengundang pemerintah negara-negara Asia, lembaga PBB, LSM internasional dan nasional, media, sektor swasta, masyarakat lokal serta pemangku kepentingan lainnya untuk berpartisipasi dalam ajang pameran yang mengangkat tema “Hidup Harmonis dengan Bencana Melalui Koordinasi di Tingkat Nasional dan Sub-nasional”. Pameran ini merupakan ajang untuk mempromosikan praktik-praktik pengurangan risiko bencana dalam konteks kearifan lokal, inisiatif lokal, serta kemitraan bersama di tingkatlokal. Pameran digelar di dua lokasi yang berbeda,  Jogja Expo Center (JEC),Jalan Raya Janti dan Hotel Royal Ambarukmo, Jl. Laksda Adi sucipto 81. Hanya pameran di Hotel Ambarukmo yang dapat dikunjungi oleh masyarkarat dan terbuka mulai 22 – 25 Oktober 2012.

AMCDRR ke-5 akan diselenggarakan pada tanggal 22 – 25 Oktober 2012 dan bertempat di Jogjakarta Expo Center (JEC). Konferensi ini akan diikuti oleh 1005 delegasi dari 73 negara, perwakilan lembaga-lembaga PBB, organisasi donor, organisasi non pemerintah, dan media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com