Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertarungan Dua Aristokrat

Kompas.com - 01/07/2012, 15:31 WIB

KIEV, KOMPAS.com - Dua aristokrat sepak bola akan bertarung memperebutkan mahkota Piala Eropa di Kiev, Ukraina, Minggu (1/7) malam. Spanyol, sang penyandang gelar juara bertahan, akan berjuang keras mempertahankan kedigdayaannya, sementara Italia mencoba mengakhiri kekuasaan itu.

Final itu akan menjadi pertarungan para maestro lapangan tengah yang lihai mengendalikan permainan dan melayangkan umpan-umpan jitu. Spanyol memiliki jagoan pengumpan, seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Xabi Alonso yang selalu mengancam pertahanan lawan. Adapun Italia tidak kalah hebat, mempunyai Andrea Pirlo, sang konduktor yang mampu mengatur ritme permainan, serta didukung gelandang efektif, seperti Daniele De Rossi, Claudio Marchisio, dan Riccardo Montolivo.

Menariknya, pertemuan dua tim juga akan mengadu dua taktik dengan perbedaan yang sangat kontras. Spanyol akan bermain tanpa penyerang tulen, sementara Italia akan menurunkan penyerang klasik berkemampuan tinggi yang sedang berapi-api, Mario Balotelli, yang dibantu oleh ”si nakal” Antonio Cassano.

Siapakah yang Bakal Juara?
”Pemenangnya adalah tim yang memang layak juara. Saya pikir, kami (Spanyol dan Italia) adalah dua tim paling konsisten di turnamen ini,” ujar gelandang Spanyol, Cesc Fabregas, dalam konferensi pers di Stadion Dynamo Kiev, Ukraina, yang juga dihadiri oleh wartawan Kompas, Agung Setyahadi dan Mh Samsul Hadi, Jumat (29/6).

Pada kesempatan sama, pemain bertahan Spanyol, Sergio Ramos, menambahkan, mereka sudah mengetahui pola permainan dan perubahan strategi yang dilakukan Italia, saat melawan Jerman. Pengalaman bertemu di babak penyisihan Grup C di Gdansk, dengan hasil imbang 1-1, sangat membantu Spanyol untuk mengetahui yang bakal dilakukan di lapangan.

”Italia memiliki gaya permainan yang sangat berani, mengandalkan kecepatan dan serangan balik. Tidak masalah, mereka mau menerapkan strategi yang mana. Yang pasti kami akan melakukan penyesuaian saat bertemu. Apa pun gaya permainan mereka, kami akan mengimbanginya. Kita lihat saja Minggu nanti,” ujar Ramos.

Pelatih Spanyol Vicente Del Bosque kemungkinan besar akan memasang enam gelandang tanpa penyerang murni. Mereka akan sebanyak mungkin menguasai bola dengan umpan-umpan pendek dan cepat, sesuai ciri khas yang dikenal dengan istilah tiki-taka. Spanyol akan mempertahankan permainan dalam tempo cepat dan tidak ingin mengikuti gaya permainan Italia.

”Kami akan berupaya mematikan gaya permainan mereka dan mengantisipasi pemain, seperti Pirlo yang akan menjadi ancaman utama dalam serangan,” timpal Fabregas, pemain kelahiran Arenys de Mar, Barcelona, 4 Mei 1987.

Sebaliknya, Italia pun, sudah mengetahui persis cara meredam pola serangan Spanyol. Portugal telah mengajarkan Italia, bagaimana memberi tekanan ketat terhadap pemain Spanyol dapat membuat pola serangan dari kaki ke kaki itu menjadi mandul. Pelatih Italia Cesare Prandelli telah membuktikan hal yang sama saat mengalahkan Jerman 2-1 pada partai semifinal sebelumnya.

Prandelli akan mencoba mengulang kesuksesan Italia, mencetak gol cepat seperti saat melawan Jerman. Italia akan memancing Spanyol menyerang dan membunuhnya dengan serangan balik yang sangat cepat dengan dua-tiga sentuhan bola. Skenario gol cepat ini merupakan kunci yang akan menciptakan kondisi ideal gaya permainan Italia, yaitu membuka lini belakang lawan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com