Faktanya, Inggris baru sekali juara dunia, yakni pada 1966 saat menjadi tuan rumah. Selebihnya, Inggris belum pernah lagi merebut takhta tertinggi sepak bola sejagat.
Mereka juga belum pernah tampil sebagai juara Eropa. Pada perhelatan 1996 saat menjadi tuan rumah, Inggris ketiban sial karena gugur di semifinal setelah kalah adu penalti dari Jerman yang lalu juara.
Menuju Polandia-Ukraina 2012? Maaf, Inggris tak termasuk favorit. Maklum saja, tim ”St George Cross” terakhir kali berlaga di turnamen kompetitif adalah ketika tersingkir di 16 besar Piala Dunia 2010. Sebelumnya, mereka malah gagal menuju putaran final Piala Eropa 2008.
Dengan berbagai kegagalan itu, Inggris ”bukan siapa-siapa” di perhelatan 2012. Apalagi, kehadiran mereka di Polandia-Ukraina didahului mundurnya Pelatih Fabio Capello, yang lalu digantikan Roy Hodgson, pelatih yang di mata sejumlah pengamat dianggap kurang mumpuni.
Tak pelak, walau Inggris sudah meraih empat poin di Grup D, hasil seri 1-1 dengan Perancis dan menang 3-2 atas Swedia, keraguan masih saja muncul, meskipun The Guardian sempat memuji gol ketiga Inggris ke gawang Swedia. Gol itu diawali pergerakan ”setengah berjudi” Theo Walcott dan diakhiri tendangan jitu striker Danny Welbeck dengan sisi belakang kaki.
Keraguan itu mencuat karena dari berbagai pengalaman, Inggris belum tentu sukses di putaran final Piala Eropa ataupun Piala Dunia meski tampil menawan pada babak kualifikasi dan sejumlah laga pemanasan.
Sebelum menuju Polandia-Ukraina, Inggris ibarat tim raksasa dunia. Steven Gerrard dan kawan-kawan, antara lain, mengalahkan juara dunia Spanyol dengan skor 1-0 dan unggul 2-1 atas Denmark. Total, dari 16 penampilan sebelum tampil di Polandia-Ukraina, tim ”Three Lions” menang 10 kali, 4 kali draw, dan 2 kali kalah. Dua kali takluk itu di tangan Perancis dengan skor 1-2, dan 2-3 dari finalis Piala Dunia 2010, Belanda.
Pengalaman Piala Eropa 1988, sesuai buku Soccernomics karangan Simon Kuper dan Stefan Szymanski membuktikan, performa kualifikasi dan uji coba yang bersinar belum tentu terbukti dengan prestasi di kejuaraan sebenarnya.
Pada 1988, sebelum menuju putaran final di Jerman Barat, Inggris lolos kualifikasi dengan cemerlang: lima kali menang, sekali seri, tanpa kekalahan. Selisih gol Inggris yang positif 19, dengan gol kemasukan hanya satu, adalah yang terhebat kala itu.