Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpora: Mata dan Hati PSSI Harus Terbuka

Kompas.com - 01/03/2012, 13:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengaku kecewa dengan kekalahan 0-10 Indonesia dari Bahrain dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia Grup E, Rabu (29/2/2012). Dia menilai, PSSI harus melihat hasil tersebut dengan mata dan hati yang terbuka.

"Mudah-mudahan semua pihak terbuka mata dan hatinya melihat hasil semalam. Inilah hasil kalau pengurus ribut terus. Seharusnya mereka semua mendahulukan kepentingan sepak bola nasional," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, di Jakarta, Kamis (1/3/2012).

Menurut Andi, salah faktor penyebab kegagalan timnas selama ini adalah karena adanya dualisme kompetisi. Sementara itu, lanjutnya, kompetisi adalah salah satu cara untuk menyaring sejumlah pemain terbaik bagi timnas.

Untuk melakoni laga ini, timnas memang diisi muka-muka baru. Timnas hanya bisa menurunkan pemain dari kompetisi Indonesian Premier League (IPL) karena adanya konflik di tubuh PSSI. Tak terdapat nama-nama pemain langganan timnas, seperti Bambang Pamungkas, Christian Gonzalez, dan Boas Salossa, karena mereka bermain di liga lainnya, Indonesia Super League (ISL).

"Dengan adanya dualisme kompetisi, maka timnas yang dibentuk tidak diperkuat oleh pemain-pemain terbaik. Sebagian pemain terbaik yang bermain di kompetisi lain tidak diikutsertakan," kata Menpora.

"PSSI harus mengakui ISL dan ISL juga harus mengakui PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia. Dengan demikian, Timnas bisa dibentuk dengan materi pemain terbaik dari seluruh klub di mana pun dia berkompetisi," tambahnya.

"Inilah yang harus segera dibenahi oleh pengurus-pengurus sepak bola sekarang, kalau ingin sepak bola nasional kita menuju ke arah yang lebih baik," katanya lagi.

Kekalahan 0-10 ini menjadi sejarah kelam tersendiri bagi timnas. Pasalnya, hasil tersebut menjadi rekor kekalahan terbesar Indonesia sejak tahun 1934. Terakhir, kekalahan terbesar pasukan "Merah Putih" terjadi pada tahun 1976, saat Denmark mencukur Indonesia 9-0 dalam laga uji coba di Kopenhagen.

Selain itu, Bahrain memang mampu menang 10 gol tanpa balas atas Indonesia, tetapi tetap gagal mewujudkan impiannya untuk lolos ke babak keempat kualifikasi. Pasalnya, di pertandingan lain, Qatar berhasil menahan imbang Iran dengan skor 2-2.

Dengan hasil ini, Qatar duduk di posisi kedua dengan nilai 10 dan berhak mendampingi Iran ke babak selanjutnya. Bahrain hanya duduk di bawahnya dengan mengoleksi sembilan poin, sedangkan Indonesia yang tak mengoleksi satu poin pun berada di posisi terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

    Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

    Timnas Indonesia
    Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

    Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

    Badminton
    Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

    Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

    Timnas Indonesia
    Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

    Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

    Timnas Indonesia
    Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

    Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

    Timnas Indonesia
    Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

    Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

    Badminton
    Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

    Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

    Liga Inggris
    KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

    KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

    Internasional
    Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

    Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

    Timnas Indonesia
    Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

    Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

    Timnas Indonesia
    Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

    Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

    Liga Inggris
    Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

    Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

    Sports
    Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

    Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

    Timnas Indonesia
    Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

    Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

    Badminton
    Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

    Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

    Timnas Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com