Presiden yang Mampu Selamatkan Sepak Bola Nasional

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana menggulirkan Kongres Luar Biasa (KLB) bukanlah solusi untuk menyelesaikan kekisruhan yang terjadi di tubuh pengurus PSSI. Solusi yang paling tepat menyelesaikan kisruh tersebut adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus turun tangan.

"KLB tidak menyelesaikan masalah. Ujung-ujungnya hanya duit. Saya lebih setuju kalau semua komponen bangsa duduk dan menyelesaikan masalah. Minimal Menpora (Andi Mallarangeng) dan Presiden harus turut serta menyelesaikan kekisruhan ini demi menyelamatkan sepak bola nasional," kata mantan Ketua Badan Tim Nasional, Iman Arif, Jumat (16/12/2011).

Menurut Iman, kekisruhan yang terjadi di PSSI sudah kebablasan. Padahal, lanjut Iman, yang menjadi korban dari kekisruhan tersebut adalah pemain, klub, dan masyarakat. "Sepak bola nasional harus diselamatkan dari kehancuran dan konflik. Saya juga berharap semua pihak mendukung perbaikan sepak bola nasional," tegasnya.

Kisruh PSSI memang semakin memanas. Rencananya, akan digelar Rapat Akbar Sepak Bola Nasional pada 18 Desember. RASN yang setidaknya akan dihadiri perwakilan anggota PSSI dari 30 provinsi ditujukan sebagai langkah awal untuk Kongres Luar Biasa (KLB).

Komite Eksekutif PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengungkapkan, RASN digagas karena sudah banyak pengurus PSSI, terutama di daerah, yang sudah gerah dengan sepak terjang pengurus pusat PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin.

Oleh karena itu, KLB dirasa perlu digelar untuk memaksa pengurus kembali pada hasil Kongres PSSI di Bali pada tahun 2010. Rencananya pula, pada rapat akbar tersebut akan dibentuk pengurus tandingan PSSI yang pernah dilakukan sebelumnya oleh kelompok penentang kepengurusan Nurdin Halid sebelumnya.

Pengurus tandingan ini akan dinamakan Komite Penyelamatan PSSI. Terkait hal itu, PSSI mengimbau kepada anggotanya untuk tidak menghadiri RASN. Bahkan, PSSI akan mempertimbangkan pemberian sanksi kepada anggotanya yang menghadiri rapat tersebut.