JAKARTA, KOMPAS.com — Daripada mengurusi soal rencana pemogokan tujuh pemain Timnas, Koordinator Tim Nasional Indonesia, Bob Hippy, mengatakan, lebih baik dirinya memfokuskan perhatiannya ke pembinaan pemain muda. Hal ini diutarakan Bob di kantor PSSI, Selasa (13/9/2011) sore.
Seperti diberitakan sebelumnya, tujuh pemain Timnas berencana mogok bermain karena kecewa dengan pernyataan Pelatih Kepala Wim Rijsbergen seusai kalah 0-2 dari Bahrain pada 6 September lalu. Pemain merasa Wim lepas tangan dengan kekalahan tersebut dan terkesan menyalahkan pemain.
"Saya tidak konsentrasi ke situ (masalah pemogokan), saya konsentrasi membina pemain muda. Membina supaya empat tahun kemudian, enggak ada persoalan lagi seperti ini. Saya ngerjain empat tahun ke depan kita mau ngapain, bukan mau ngapain bulan depan," tuturnya.
Secara pribadi, Bob mengaku tak tahu apa yang menjadi penyulut rencana pemogokan tersebut. Pasalnya, dia juga baru kembali dari luar negeri dan belum ada laporan resmi yang diterimanya dari manajemen Timnas. Namun, ia berjanji akan memanggil semua pihak yang terkait pada saatnya nanti.
"Kalau sudah waktunya dipanggil, ya akan dipanggil. Kan tanggal 1 Oktober dipanggil semuanya (jadwal pelatnas). Kalau memang ada perbedaan, kita bicarakan semua. Tiap orang, pelatih, dan pemain ingin menang, mari satukan kekurangan masing-masing supaya menjadi sesuatu yang positif," tambahnya.
Mantan pemain tim nasional tersebut juga menepis isu yang mengatakan, enam pemain naturalisasi baru akan diturunkan saat menghadapi Qatar pada 11 Oktober mendatang. Menurut Bob, para pemain itu tak dapat diturunkan karena harus didaftarkan terlebih dulu.
Dalam kesempatan itu, Bob mengaku tak tahu-menahu pula soal pertemuan tiga pemain Timnas senior, yaitu Bambang Pamungkas, Firman Utina, dan Markus Horison, dengan mantan Pelatih Timnas, Alfred Riedl. Namun, ia berharap agar masalah PSSI dengan Riedl bisa cepat selesai.
"Yang saya tahu Wolfgang Pikal (mantan asisten Timnas) sudah selesai. Kalau satu sudah, insya Allah yang satu lagi (Riedl) bisa, dengan niat yang baik tentunya," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.