JAKARTA, KOMPAS.com — Richard Achmad Supriyanto, Koordinator Jaringan Pembaharuan Sepak Bola Indonesia atau JPSI, mengimbau pihak-pihak yang bertikai di PSSI agar instropeksi diri. Dengan demikian, apa yang terjadi pada kongres 20 Mei lalu tidak terulang lagi pada kongres berikutnya.
Seperti kita ketahui, kongres PSSI pada 20 Mei berakhir deadlock. Terjadi hujan interupsi sehingga Komite Normalisasi (KN) akhirnya menghentikan kongres. Interupsi ini dilakukan oleh para pendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro.
Sesudah kongres, pendukung Toisutta-Arifin mengaku yakin Indonesia takkan kena sanksi FIFA. Dan, hal ini terbukti benar. FIFA memberikan Indonesia satu kesempatan lagi untuk menggelar kongres selambat-lambatnya 30 Juni mendatang.
"Benar bahwa Indonesia masih diberi kesempatan untuk melanjutkan kongres pada 30 Juni nanti, dan KN masih ditugaskan oleh FIFA. Pada akhirnya keputusan ini akan membuat K78 (pendukung Toisutta-Panigoro) akan menjadi jumawa atau besar kepala karena prediksi mereka Indonesia tidak di-suspend terjadi," ujar Richard saat dihubungi wartawan, Kamis (2/6/2011).
Menurut Richard, sikap jumawa ini sebaiknya tidak terjadi. Pasalnya, jika itu terjadi, para pemilik suara dikhawatirkan akan kembali mengulangi aksi mereka pada kongres berikutnya. FIFA sendiri sudah memberi ultimatum jika kongres gagal lagi, pada 1 Juli Indonesia akan langsung kena sanksi.
"Para pemilik suara harusnya berpikir ulang menyangkut tingkah laku mereka yang pada kongres lalu membuat onar. Jangan sampai mereka melakukan hal itu dalam kongres mendatang. Karena, jelas sangat berbeda kondisinya. Saya harap para pemilik suara jangan jumawa dan besar kepala dulu dengan tidak adanya sanksi FIFA," tutur Richard.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.