Riedl Tak Mau Digeser RD

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelatih tim nasional Indonesia, Alfred Riedl, mengaku kaget dengan keputusan Satlak Prima yang menunjuk Rahmad Darmawan sebagai pelatih tim nasional U-23 Indonesia. Riedl mengatakan, jabatan itu seharusnya menjadi miliknya karena ia memiliki kontrak dengan Badan Tim Nasional.

Buntut dari kisruh PSSI, pemerintah menyerahkan segala urusan timnas ke Satlak Prima. Ini dilakukan agar persiapan timnas tak terganggu menjelang SEA Games mendatang.

Nah, Satlak Prima kemudian menunjuk Rahmad Darmawan (RD) sebagai pelatih, sementara Riedl digeser menjadi Direktur Teknik. Hal ini ditolak Riedl karena tak sesuai dengan kontraknya.

"Seharusnya Satlak Prima mengetahui, timnas sudah punya kontrak dengan saya," tegas Riedl di kantor PSSI, Rabu (1/6/2011). "Saya tidak mau jadi Direktur Teknik di mana pun," terang pelatih asal Austria tersebut.

"Saya punya kontrak dengan PSSI dan BTN sampai 2012, jadi sampai sekarang saya masih pelatih kepala timnas U-23 dan timnas senior. Kalau memang mau ada perubahan, harus ada diskusi bersama dulu, tidak bisa begitu saja diputuskan."

Riedl sebenarnya mengaku tidak keberatan dengan masuknya RD ke timnas. Namun, ia ingin RD aktif sebagai asistennya. "Secara prinsip, saya suka dan cocok dengan Rahmad Darmawan. Menurut saya, dia pelatih yang bagus dan pribadi yang baik," terang Riedl.

Sementara itu, menurut Deputi Bidang Teknis BTN Iman Arif, masalah menyangkut Riedl dan RD akan segera dibicarakan dengan Satlak Prima.

"Kami akan duduk dan berbicara bersama-sama. Itu karena memang tidak mungkin mengambil keputusan tanpa konsultasi dengan Riedl terlebih dahulu. Saya dan Pak Tono Suratman (Ketua Satlak Prima) sepakat masalah ini diselesaikan seusai kongres PSSI," tutur Iman.