Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mau Sanksi, Aremania Desak Bubarkan K78

Kompas.com - 27/05/2011, 18:10 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Suporter fanatik kesebelasan Arema Indonesia, Aremania, kembali menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (27/5/2011). Mereka momohon agar FIFA tidak menjatuhkan sanksi dan mendesak Kelompok 78 (K78) dibubarkan.

Aksi yang diikuti ratusan Aremania itu mendatangi gedung wakil rakyat setempat guna memberikan surat permohonan kepada FIFA untuk dikirimkan ke PSSI atau Komite Normalisasi yang dipimpin Agum Gumelar. Dalam surat tersebut, Aremania memohon kepada FIFA untuk tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia sebagai akibat kisruh kongres PSSI yang deadlock.

Aremania menilai bahwa perilaku anggota kongres PSSI bukan mencerminkan perilaku masyarakat Indonesia. Aremania sangat menghargai dan menghormati FIFA dan, sebagai rakyat Indonesia, mereka memohon maaf kepada FIFA.

Dalam aksi tersebut, Aremania ditemui oleh Wakil Ketua DPRD Kota Malang Priatmoko Utomo. Di depan ratusan Aremania, pria yang akrab disapa Moko itu menyampaikan bahwa ia akan langsung mengirimkan surat dari Aremania itu ke kantor PSSI melalui faksimile.

"Setelah ini, kami akan langsung mengirimkan surat Aremani itu ke kantor PSSI agar pihak PSSI, dalam hal ini Agum Gumelar, yang mengirimkan ke FIFA," katanya.

Moko juga menyampaikan, pihaknya merasa prihatin terkadap kisruh yang ada di PSSI. "Kongres sudah digelar dua kali. Namun, masih belum menemukan hasil. Semoga FIFA tidak memberikan sanksi kepada sepak bola Indonesia," katanya.

Kisruh yang terjadi itu, lanjut Moko, sebenarnya karena ada kelompok yang membawa persoalan tersebut ke ranah politik demi kepentingan kelompok. "Seharusnya tidak demikian, tetapi berjuang bersama untuk sepak bola Indoensia," katanya.

Koordinator aksi unjuk rasa, Tembel, mengatakan, aksi tersebut sebagai bentuk kepedulian Aremania pada sepak bola Indonesia. "Aremania meminta agar FIFA tak memberikan sanksi. Selanjutya, Aremania mendesak agar K78 itu dibubarkan," katanya.

"K78 itu jangan berteriak demi 'Merah Putih'. Siapa yang mengangkat mereka? Suporter Indonesia tak pernah mengangkat mereka, atau duit yang mengangkat mereka?" katanya.

Tembel menegaskan, jika kisruh sepak bola nasional belum juga berakhir pada 29-30 Mei dan malah mendapatkan sanksi dari FIFA, Aremania akan kembali turun jalan dan akan menuntut pembubaran K78. "Karena K78 itulah yang menjadi bumerang kekisruhan di PSSI," katanya.

Selain Tembel, dirijen Aremania, Yuli Sumpil, juga mengharapkan agar FIFA tidak mengeluarkan sanksi itu. Sanksi tersebut akan membuat perjuangan Persipura Jayapura yang sudah melaju ke perempat final Piala AFC menjadi sia-sia.

"Seharusnya Kelompok 78 sadar diri dan membuktikan bahwa berjuang demi kepentingan bangsa. Jangan mengedepankan egonya demi kepentingan kelompoknya. Mari akhiri kisruh PSSI itu agar tidak berlarut-larut," harap Yuli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com