Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Alasan Agum Menutup Kongres

Kompas.com - 21/05/2011, 21:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar menilai tepat tindakannya menutup kongres pemilihan ketua umum PSSI di Hotel Sultan, Jumat (20/5/2011), karena, menurut dia, suasana kongres berlangsung sangat emosional sehingga tidak bisa diteruskan lagi.

Agum menjelaskan, kondisi saat itu sudah sangat sulit mempertemukan pendapat. Sebanyak 78 pemilik suara PSSI, lanjut Agum, sangat ngotot untuk mencalonkan George Toisutta dan Arifin Panigoro.

"Perdebatan itu sudah berlangsung beberapa jam dan suasananya menunjukkan kalau kami tidak akan bisa menemukan kata sepakat sampai sidang digelar dua atau tiga hari. Apalagi dengan suasana sangat emosional. Saya harus segera tutup karena bila diteruskan, justru akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, kondisinya memang tidak mungkin lagi," ungkap Agum saat dihubungi wartawan, Sabtu (21/5/2011).

Agum berpendapat, usulan sekelompok pemilik suara yang menginginkan Komite Banding memaparkan alasan mereka meloloskan Arifin Panigoro dan George Toisutta sangat sulit dipenuhi. Itu karena FIFA telah berulang kali menyatakan Arifin dan Toisutta tidak bisa maju dalam pencalonan.

"Perwakilan FIFA ada di situ. Mereka menyatakan, Arifin Panigoro dan George Toisutta tidak bisa maju. Kami dari KN tentu saja tergantung pada FIFA karena kami melaksanakan mandat FIFA," tukas mantan Ketua Umum PSSI itu.

Lebih lanjut, Agum mengaku sangat sedih dengan apa yang terjadi di sepanjang kongres. "Jujur, saya sedih sekali dengan sidang semalam. Mereka bilang saya bodoh. Seumur hidup, baru saat itu saya dihina dengan cara seperti itu. Saya melakukan ini semua untuk kepentingan bangsa, bukan kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Karena itu, saya mencoba sabar," aku Agum.

Kelompok 78 telah menyatakan bahwa bukanlah pihaknya yang harus bertanggung jawab atas deadlock-nya kongres. "Yang menyalahkan tindakan kami menutup kongres itu pasti hanya mereka," ujar Agum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com