Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nirwan, George, dan Arifin

Kompas.com - 11/04/2011, 14:04 WIB

Oleh: Yesayas Oktovianus

KOMPAS.com — Badan sepak bola dunia, FIFA, telah mengambil langkah penyelamatan terhadap sepak bola Indonesia dengan membentuk Komite Normalisasi untuk menggelar kongres pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI. Alasan pembentukan Komite Normalisasi adalah FIFA menganggap PSSI tidak kredibel. Keputusan FIFA segaris dengan keputusan pemerintah yang tak mengakui PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Nugraha Besoes.

Yang masih menarik dibahas adalah keputusan FIFA mendukung keputusan Komite Banding (KB) bentukan PSSI yang menganulir empat bakal calon, yakni Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro. Keputusan ini layak diperdebatkan karena KB itu tidak dibentuk PSSI lewat kongres, dan KB adalah bagian dari karut-marut kepengurusan Nurdin.

Kalau memang pengguguran keempat nama itu berdasarkan Statuta FIFA, sangat kuat legalitasnya. Namun, ketika itu didasarkan pada keputusan KB, ini adalah bagian dari kerja Komite Normalisasi (KN) untuk meluruskan kesalahan dan kekeliruan tersebut. Jika kita merujuk ke Statuta FIFA, dari empat nama di atas, hanya Nurdin Halid yang gugur mengingat ia tersangkut pasal kriminal. Sementara Nirwan Bakrie, George Toistutta, dan Arifin Panigoro berhak maju. Ketiga sosok tersebut masih sangat pantas diadu dalam kongres nanti karena telah memperlihatkan komitmen kuat.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat sedikit pun kepada Agum Gumelar karena Agum memiliki kapasitas dan kredibel berada di KN, saya juga perlu mengingatkan bahwa Agum sangat akomodatif. Selain merupakan kelebihan, aspek itu juga kelemahannya selama ini.

Dengan demikian, bukan tak mungkin Agum akan kembali merangkul PSSI dalam kerja KN menuju kongres. Untuk itu, saya perlu mengingatkan bahwa Agum harus memperlihatkan komitmen yang tinggi dalam semua keputusan KN nantinya.

Masyarakat pencinta sepak bola di Tanah Air tidak ingin melihat kegagalan dan kesalahan kedua Agum setelah ia melakukan blunder dengan mengakomodasi PSSI di Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) di Malang, Jawa Timur, tahun 2010.

Keberadaan Joko Driyono dalam tim KN paling tinggi menimbulkan resistensi. Mengapa? Joko adalah bagian dari Liga Super saat ini. Saya kenal dekat Joko secara pribadi dan ia sosok yang berkomitmen tinggi membangun sepak bola Indonesia. Akan tetapi, di balik komitmen tinggi itu, Joko tidak bekerja sendirian.

Ia berada di bawah kendali ”tangan-tangan” lebih kuat sehingga untuk alasan tersebut, saya sangat meragukan Joko bisa bekerja jujur, terutama dalam membahas Liga Primer Indonesia (LPI).

Sebagai pengawas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Badminton
Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Timnas Indonesia
Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Badminton
Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com