MAKASSAR, KOMPAS.com — Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mendapat dukungan penuh dari keluarga untuk menuntut secara hukum Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng.
Menurut juru bicara keluarga, Kadir Halid, di Makassar, Kamis (24/2/2011), Andi dinilai telah memprovokasi masyarakat melakukan demonstrasi menolak Nurdin dengan sejumlah pernyataan di media sosial dan media massa, misalnya bahwa ia mempersilakan masyarakat berdemonstrasi asalkan aksi berlangsung damai.
"Kami sementara mengumpulkan pernyataannya, baik yang ada di media sosial seperti Twitter maupun di media-media cetak," ujar Ketua Pengda PSSI Sulawesi Selatan tersebut sambil menunjukkan contoh komentar di salah satu laman Twitter.
Kadir mengatakan, pihak keluarga saat ini sudah berkoordinasi dengan pengacara untuk menelaah pernyataan mana saja yang dinilai sebagai bentuk upaya provokasi.
Menurutnya, keluarga Nurdin menilai, sebagai pejabat, Andi seharusnya berposisi netral dan tidak mengambil sikap ke salah satu pihak.
"Yang jadi pertanyaan, kenapa Andi mendorong Arifin yang sudah tidak memenuhi syarat? Kenapa dia berupaya melengserkan Nurdin? Kenapa mau memaksakan AD/ART KONI ke PSSI? Itu kan namanya berpihak," kata mantan Manajer PSM Makassar tersebut.
Terkait statuta, Kadir menjelaskan, PSSI sudah dua tahun terakhir melakukan asistensi ke FIFA dan organisasi internasional sepak bola itu sudah menyetujui isinya sehingga dianggap tidak ada masalah atau rekayasa di dalamnya.
Menurutnya, melarang seseorang menjabat di PSSI karena alasan pernah dihukum pidana adalah bentuk pelanggaran hak sipil. Statuta sudah disahkan sejak kongres tahun 2007.
Menanggapi bentrokan yang terjadi di Kantor PSSI di Jakarta dan DPRD Sulawesi Selatan di Makassar pada hari ini, Kadir mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena pihak pro-Nurdin jengah karena merasa Nurdin sudah sangat dizalimi.
Kendati begitu, ia menambahkan, bentrokan sangat disesali pihak keluarga. Mereka juga menyatakan bahwa publik dipersilakan memprotes keberadaan Nurdin di PSSI, tetapi tetap dalam koridor kemurnian aspirasi.
"Silakan protes, kami tetap hargai itu. Asal jangan ada rekayasa atau titipan satu pihak di dalamnya. Kalau kejadian bentrok di Makassar hari ini, kami tahu betul siapa dalangnya," ujarnya. (ANT)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.